SOREANG – Seorang ibu rumah tangga, Nani Nurlaeli (36) melindungi tiga anaknya dengan menjadi peserta program JKN-KIS meski suaminya hanya bekerja sebagai tukang bangunan.
Suatu hari, anaknya yang pertama Ahmad Holik Mutakin (13) tertimpa musibah jatuh dari lantai dua sebuah bangunan. hingga mengalami pendaharan di kepalanya sehingga langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat untuk segera ditangani.
Beruntunglah Nani punya kartu JKN-KIS sehingga tidak menambah rasa panik, ketika harus memikirkan biaya pengobatannya di rumah sakit. Nani mengaku sebelum adanya program JKN-KIS, dulu ketika sakit ia harus kesana kemari untuk mencari pinjaman dana. Tapi kini berbeda rasanya ia tidak perlu khawatir.
Sewaktu Ahmad dinyatakan ada kelainan saraf oleh dokter sehingga harus dirawat cukup lama di rumah sakit, sampai akhirnya pulang ke rumah, tidak ada biaya sama sekali yang dikeluarkan.
“Alhamdulillah waktu itu tertolong oleh kartu JKN-KIS, semua biayanya gratis, saya merasa tenang. Jadi tidak perlu lagi harus pinjam uang kesana kemari untuk biaya berobat,” ucap Nani peserta PBI kelas 3 ini.
Nani juga mengungkapkan bahwa sakit atau musibah itu tidak tahu kapan akan menimpa kita, keluarga, teman atau siapapun karena bagaimanapun biaya untuk sehat itu sangat mahal sekali. Jika kita tidak bisa mengantisipasinya dari sekarang melalui program JKN-KIS, berapa besar beban yang harus ditanggung oleh kita.
“Saya sangat bersyukur sekali mempunyai kartu JKN-KIS. Walaupun sekarang saya hanya PBI, tapi inshaaAllah jika keluarga saya ada rezeki saya ingin pindah menjadi peserta PBPU (mandiri), agar bisa bayar iuran untuk membantu suksesnya program JKN-KIS dan membantu orang lain yang membutuhkan,” ucap Nani.
Pengalaman Nani ini merupakan salah satu dari jutaan seorang ibu yang berusaha agar anak dan keluarganya selalu sehat. “Walaupun belum bisa membahagiakan anak dengan materi, tapi setidaknya bisa menyelamatkan anak dari musibah dengan mengikuti dan menjadi peserta JKN-KIS, terima kasih BPJS Kesehatan”, ucap Nani.***