BUMN Kehutanan Indonesia, PT Perum Perhutani, pada 2014 lalu ditetapkan pemerintah sebagai induk holding BUMN Kehutanan Indonesia dengan lima anak perusahaan holding PT Inhutani I, PT Inhutani II, PT Inhutani III, PT Inhutani IV, PT Inhutani V melalui Peraturan Pemerintah No. 73/2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara.
Tanggungjawab perusahaan semakin besar, karena sebagai BUMN Perhutani dituntut untuk menjadi 1) instrumen ketahanan nasional di bidang pangan, energi, dan air; 2) pendorong pertumbuhan ekonomi nasional; 3) kepeloporan dan kebanggaan nasional.
“Untuk itu, Perhutani mulai menerapkan sistem teknologi informasi pada semua bidang kerja, termasuk perpindahan sistem pengelolaan keuangan dari tradisional ke modern dengan membatasi transaksi tunai, dan e-commerce,” ungkap Dirut Perhutani Mustoha Iskandar, (29/3/15). Salah satu contoh yang tampak yaitu dengan adanya situs tokoperhutani.com. Di situ kita bisa berbelanja berbagai macam produk Perhutani.
Beberapa sistem manajemen dan produk baru di launching antara lain, Sistem Informasi Karyawan Terintegrasi (IKAT PHT), Sistem Informasi Manajemen Aset Perhutani (SIM-A), Sistem Informasi Getah Pinus, Sistem Marketing Kayu e-Commerce.
“Pemanfaatan teknologi informasi merupakan keniscayaan bagi kami bahwa ke depan TI lah yang bermain. Karena itu Perhutani menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan TI seperti PT Telkom untuk membangun sebuah sistem TI yang terintegrasi,” terang Mustoha.
Lebih lanjut ia menguraikan pemanfaatan TI tersebut antara lain diaplikasikan dengan membangun sebuah operation room sebagai dashboard. Segala aktivitas Perhutani dapat dimonitor di suatu ruangan dengan dilengkapi CCTV.
Mustoha menginginkan agar bisnis Perhutani dikelola secara modern dengan dukungan TI mutakhir. Untuk itu, Perhutani juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp50 miliar. “Pemasaran produk harus secara online, kami sudah menunggu lama sekali. Saya berharap tiga bulan ini bisa diselesaikan. Semuanya harus pakai elektronik, e-ticketing, e-tourism,” ujarnya.
Ia membeberkan sebelumnya Perhutani juga telah merogoh anggaran sebesar Rp10 miliar guna memasarkan produk kayunya via online. “Kemarin kami untuk sistem pemasaran kayu saja Rp 10 miliar. Sekarang banyak produk lain kembangkan. Ini tentu saja dalam rangka tidak lagi kontak antara orang Perhutani dan buyer, pesan secara online menghindari fraud tidak efisien. Dengan online kemudahan dan kecepatan dan lebih efisien,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perum Perhutani resmi jalin kerja sama dengan PT Telkom dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Hal itu ditandai dengan Nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) antara dua perusahaan BUMN ini.
Sebagai informasi, MoU tersebut meliputi pemanfaatan jasa telekomunikasi, informasi, media, edutainment dan services (TIMES) yang dikelola, dikembangkan dan disediakan Telkom. “Ini dilakukan secara transparan, akurat dan efektif. Kita juga bekerja sama dalam mengembangkan pemasaran produk Perum Perhutani secara online dan pengelolaan sumber daya pendukung secara terintegrasi,” ucap dia.
Begitu juga dalam hal pemasaran produk di mana ke depan Perhutani akan lebih mengandalkan pemasaran secara online. Dalam sistem pemasaran online ini Perhutani bekerja sama dengan Telkom dalam sinergi pemanfaatan sumberdaya perusahaan.