YOGYA – Dulu, tak ada jalan bernama kerajaan Sunda di wilayah Jawa, begitu pula sebaliknya. Tapi sekarang, ada Jalan Pajajaran dan Jalan Siliwangi di Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Kedua jalan tersebut diresmikan Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil.
Menurut catatan, jalan arteri (Ringroad) Yogyakarta merupakan jalan nasional, yang pekerjaannya dilakukan secara bertahap mulai tahun 1994 dan dipergunakan secara penuh pada tahun 2010.
Jalan arteri ini terbagi tiga ruas jalan besar yaitu ruas Utara Barat, Utara dan Selatan. Jalan itu kemudian dibagi lagi menjadi enam ruas jalan yang diberi nama Jalan Siliwangi sepanjang 8,58 km, Pajajaran 10 km, Majapahit 3,08 km, Ahmad Yani 6,50 km, Prof Dr. Wiryono Projodikoro SH 2,70 km dan Jalan Brawijaya sepanjang 5,84 km, sehingga total panjang jalan seluruhnya 36,73 km.
Mewakili masyarakat Sunda, Ridwan Kamil menghaturkan terima kasih atas langkah yang dilakukan Gubernur DI Yogyakarta. Hal tersebut telah mematahkan pertentangan psikologis yang selama ini dialami oleh masyarakat Sunda dan Jawa.
“Ini ada jalan istimewa Pajajaran dan Siliwangi hadir di Yogyakarta sebagai simbol dari Sultan untuk menjadi perdamaian psikologis dari sejarah-sejarah masa lalu,” tutur Ridwan.
Sunda dan Jawa adalah dua di antara suku-suku di Indonesia yang memiliki penduduk terbanyak. Keduanya memiliki sejarah panjang yang mengisi lembaran-lembaran cerita negeri ini. Keduanya mulai bergesekan konon sejak peristiwa Perang Bubat yang menewaskan Putri Citraresmi atau Putri Dyah Pitaloka dan Prabu Maharaja Linggabuana.
Ridwan, Ahmad Heryawan, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada hari ini bersepakat untuk menghentikan pertentangan psikologis tersebut dan menciptakan perdamaian. Ridwan mengatakan, itulah yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
“Pesannya, kita fokus di masa depan berbicara tentang ke-Indonesiaan, bukan kesukuan lagi. Kalau itu dilakukan, Indonesia akan maju,” ujar Ridwan.
Ia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan berbicara dengan DPRD Kota Bandung untuk melakukan hal yang sama. Rencananya, akan ada nama jalan-jalan yang didedikasikan untuk menghormati suku Jawa.
“Sekarang dengan ada Jalan Pajajaran dan Jalan Siliwangi di sini berarti identitas kesundaan hadir dan diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa di sini. Dan tentunya sebaliknya kita harus melakukan hal yang sama,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, “Nanti insya Allah di Bandung kita pikirkan bagaimana caranya juga menghormati Yogjakarta dengan nama-nama jalan yang setara dengan yang diikhtiarkan oleh Sri Sultan ini.”
Hadir dalam peresmian Jalan tersebut diantaranya tokoh masyarakat, budayawan/seniman dan akademisi serta politisi dari Kota Bandung yaitu Ceu Popong Otje Djundjunan, Darmawan Hardjakusumah atau yang lebih dikenal Kang Acil Bimbo, Noeri Ispandji Ketua AMS, Lucky Hendrawan dan Prof. Dr. Eddy Jusuf.