Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale JabarDedi Mulyadi : “Kita Harus Percaya Diri Berbasa Sunda”

Dedi Mulyadi : “Kita Harus Percaya Diri Berbasa Sunda”

bb-dedi-budayaPURWAKARTA – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda menggelar kegiatan “Sawala Basa Sunda” di Bale Citra Resmi Purwakarta, Kamis (10/3/16). Kegiatan bertema “Palika Ngajar Basa Sunda Kalayan Gumbira” (Menyelami Mengajar Bahasa Sunda dengan Gembira. Red) ini menghadirkan seluruh guru mata pelajaran Bahasa Sunda dari semua sekolah di Kabupaten Purwakarta.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi selaku keynote speaker memaparkan, ada tiga hal yang dapat menjadikan sebuah bahasa diakui sebagai bahasa peradaban yakni ketika bahasa menjadi ideologi, ketika bahasa menjadi ilmu dan ketika bahasa menjadi simbol pergaulan.
“Karena kita ini urang sunda, maka kita harus percaya diri dengan Bahasa Sunda dan menjadikannya sebagai bahasa pergaulan,” ungkap Dedi.

Dedi bilang posisi bahasa yang sebenarnya bisa jadi ciri karakter wilayah sehingga semakin jarang sebuah bahasa digunakan dalam pergaulan, maka makin tidak terlihat karakter sebuah wilayah.

“Imbasnya hari ini urang sunda yang tinggal di Jawa Barat disebut oleh beberapa media sebagai daerah yang tidak memiliki akar karakter yang kuat, karena bahasa sunda jarang digunakan. Kalau pun digunakan hanya seminggu sekali setiap hari Rabu saja. Ini kan sebuah persoalan, sebab harusnya digunakan setiap hari,” terang bupati.

Agar dapat diakui sebagai bahasa yang memiliki akar yang kuat, Dedi menegaskan kepada peserta kegiatan agar bahasa sunda digunakan sebagai bahasa keilmuan. Misalnya dengan cara menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa pengantar di sekolah.
“Para guru nanti bisa membuat bahasa sunda menjadi bahasa ilmu, nama-nama anatomi tubuh manusia misalnya harus mulai memakai bahasa sunda,” urainya.

Dedi menutup paparannya dengan arahan tentang metoda pengajaran bahasa sunda di sekolah. Ia menyarankan guru bahasa sunda harus adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Guru bahasa sunda harus mampu membuat pupuh yang disesuaikan dengan kondisi kekinian. Misalnya buatlah pupuh yang menceritakan bahwa menggunakan motor ke sekolah itu dilarang, melawan orang tua itu tidak boleh,” sebutnya.

Ketua Panitia Kegiatan, M Taufik mengatakan kegiatan ini bertujuan agar guru Bahasa Sunda dapat meningkatkan kualitas dan inovasi ketika mengajar. Menurutnya hal ini penting agar mata pelajaran Basa Sunda tidak terkesan membosankan. “Metoda pengajaran bahasa asing kan sangat banyak, nah Basa Sunda gak boleh kalah dong,” ujar Taufik kepada Humas Pemkab Purwakarta.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img