Minggu, November 24, 2024
spot_img
BerandaBale BandungKonon, Bung Karno ke Ciwidey Beli Oleh-oleh Manisan Kalua Jeruk

Konon, Bung Karno ke Ciwidey Beli Oleh-oleh Manisan Kalua Jeruk

CIWIDEY, Balebandung.com – Manisan Kalua Jeruk kini jadi salah satu oleh-oleh kalau piknik ke Ciwidey, Kabupaten Bandung. Cemilan khas Ciwidey yang terkenal ini ternyata memiliki perjalanan panjang dari seorang perintis bernama almarhumah Ny Eneh Sutinah, orang yang pertama kali membuat cemilan manis berbahan kulit jeruk Bali itu.

Elin Ratna Asmara (64) pemilik Toko Legit Sari di Jalan Raya Kampung Warung Kecamatan Ciwidey mengisahkan, jauh sebelum banyak toko penjual Kalua Jeruk di sepanjang jalan itu, Eneh Sutinah yang merupakan nenek dari Elin lah yang pertama kali membuat cemilan ini. Saat itu, neneknya membuat Kalua Jeruk di rumah. Namun waktu itu tak ada toko dengan etalase yang bagus seperti saat ini banyak pembeli datang ke rumah.

“Perintis pembuat Kalua Jeruk di Ciwidey memang nenek saya. Saya juga masih kecil belum masuk sekolah sudah ingat kalau nenek bikin dan menjual Kalua Jeruk, enggak ada orang lain yang jual. Bahkan katanya, saat itu Bung Karno juga pernah datang membeli Kalua Jeruk dari nenek saya. Di rumah inilah sejarah Kalua Jeruk Ciwidey dimulai,” kata Elin, Kamis (31/5/18).

Elin mengatakan, saat neneknya berdagang Kalua Jeruk, sebenarnya ia masih kecil dan tinggal di Kota Bandung. Selepas SMP ia kemudian menetap di Ciwidey bersama kedua orang tuanya. Elin dan keluarganya ini menghuni rumah warisan dari leluhurnya yang dibangun pada 1925 dan kini diteruskan oleh Elin beserta keluarganya. Kemudian pada 1989 Elin meneruskan usaha pembuatan Kalua Jeruk, dengan membuka bagian depan rumah klasiknya itu menjadi sebuah toko dengan etalase dan berbagai hiasan untuk menarik pembeli.

“Saat itu saya berpikir Ciwidey itu jalur wisata. Banyak orang melintas depan rumah saya, sehingga saya ambil keputusan untuk kembali membuat Kalua Jeruk seperti yang dilakukan almarhum nenek saya. Kebetulan di sini cuma baru ada satu orang yang dagang Kalua Jeruk. Kemudian saya buka toko untuk menjajakan Kalua Jeruk,” ujarnya.

Elin pun melakukan inovasi dari manisan Kalua Jeruk yang biasa dibuat oleh neneknya itu. Dari semula hanya satu varian rasa yakni berwarna hitam gula merah, ia mengembangkan varian rasa lainnya, yakni rasa gula merah mocca, durian, stroberi, melon, jeruk dan vanila. Rata-rata para penjual manisan Kalua Jeruk di sepanjang Jalan Raya Ciwidey itu mematok harga antara Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu perkilogram.

“Kalau bahan baku kulit jeruk Bali, ada orang khusus mencarinya ke pedesaan atau bukit bukit. Seperti di daerah Rancabali, Cililin, Rawabogo bahkan sampai ke Jatinangor. Jeruk yang dibuat manisan atau kalua itu yang masih muda, kulitnya tebal enggak ada jeruknya. Jeruk Bali yang masih muda inilah yang diolah jadi manisan kalua jeruk,” terang Elin.

Keputusan Elin ternyata tepat, usaha pembuatan manisan Kalua Jeruknya itu berkembang pesat. Banyak orang yang menjadikan Kalua Jeruk sebagai oleh oleh sepulang berwisata dari Ciwidey dan sekitarnya. Karena semakin banyak orang yang menyukai Kalua Jeruk buatannya, biasanya tak kurang dari 1 kwintal perhari kulit jeruk Bali yang diolah menjadi manisan Kalua Jeruk khas Ciwidey itu. Langkah Elin ini diikuti oleh adik adik dan saudaranya, mereka pun membuka toko dan menjual Kalua Jeruk di sepanjang jalan itu.

“Dulu dalam sehari tak kurang dari satu kwintal kulit jeruk yang saya olah jadi manisan. Tapi sejak dua atau tiga tahun terakhir ini produksi terus menurun. Sekarang mah satu kwintal itu dalam satu atau dua minggu,” kata dia.

Seiring berkembang pesatnya kawasan objek wisata Bandung Selatan, Elin dan para pedagang lainnya di sepanjang Jalan Raya Ciwidey, berharap bisa kecipratan rejeki. Sayangnya, meski saat ini akses ke kawasan objek wisata Bandung Selatan semakin mudah dengan hadirnya Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja), tapi hingga kini belum memberi tuah rejeki kepada mereka.

“Kalau orang yang berwisata ke sini memang semakin banyak. Tapi sayangnya orang tuh yah lewat saja kebanyakanya. Kalau dulu bus dan mobil itu sampai antre di sepanjang jalan ini. Semua toko oleh-oleh di sini panen rejeki kalau musim libur panjang seperti lebaran, tahun baru dan libur akhir pekan itu,” tutupnya.***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img