MARGAHAYU – Puncak peringatan ke-71 Hari Jadi TNI Angkatan Udara wilayah Bakorda(Badan Koordinasi Daerah) Bandung digelar dengan upacara militer, di Lapangan Upacara Staf 2 Lanud Sulaiman, Minggu (9/4/17).
Hadir Inspektur Upacara Wadan Koharmatau(Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materil Angkatan Udara) Marsekal Pertama TNI Hadi Suwito, S.E., yang juga dihadiri para pejabat di lingkungan TNI AU Bakorda Bandung, para pejabat TNI-Polri, pejabat jajaran Muspida, dan diikuti para perwira, bintara, tamtama, dan PNS.
Peringatan hari jadi TNI U perlu kita jadikan sebagai introspeksi, apakah TNI AU saat ini telah mampu memainkan peran, tugas dan fungsinya sebagai penjaga kedaulatan negara di udara ?
“Jujur, harus kita akui bahwa masih banyak ruang yang bisa kita perbaiki agar tugas yang telah diamanahkan negara kepada TNI Angkatan Udara dapat dijalankan sesuai dengan perundang-undangan,” amanat Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wadan Koharmatau.
Membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan adalah pertama-tama, dan tahap utamanya adalah membangun jiwa.
“Jiwa prajurit penjaga dirgantara bukan hanya pintar, tapi harus dilandasi dengan jiwa kesatria, militan, loyal, dan profesional, yang disebut sebagai jiwa Airmanship. Pintar tidak diimbangi dengan sifat kesatria tidak akan bertanggungjawab, pintar tanpa militansi akan mudah menyerah dan pintar tidak punya loyalitas akan menjadi disertir” kata Kasau.
Kasau menekankan kepada seluruh airmanship, agar selalu bertindak dan bersikap sesuai dengan kode etik Prajurit TNI, yaitu Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, dan 11 Azas Kepemimpinan. Di samping itu, salah satu konsekuensi logis dari airmanship adalah faktor keselamatan terbang dan kerja yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam setiap embanan tugas.
Ditegaskan pula khusus untuk pengadaan alutsista, agar dikelola secara transparan, akuntabel, dan disesuaikan dengan prinsip-prinsip keuangan yang berlaku. Ketiga hal tersebut harus dilaksanakan mulai dari tingkat pengambil kebijakan sampai dengan pelaksana di lapangan.
“Apabila ketiga hal tersebut dapat kita laksanakan dengan konsisten dan penuh tanggung jawab, maka alutsista TNI Angkatan Udara akan bebas dari korupsi, bermartabat, dan terpercaya sehingga menjadi pelopor dalam menciptakan clean goverment dan good goverment,” ungkap Kasau.
Kasau menyatakan saat ini wilayah udara bukan lagi lahan kosong yang tidak bermakna, melainkan menjadi bagian wilayah yang sangat menentukan bagi kedaulatan suatu negara, kepentingan nasional, dan kelangsungan hidup suatu bangsa.
”Membangun Angkatan Udara yang modern diperlukan anggaran yang besar, termasuk dukungan politik negara. Point penting yang harus kita pahami, yaitu modernisasi TNI Angkatan Udara akan menjadi sia-sia, apabila tanpa diawaki oleh prajurit yang berjiwa kesatria, militan, loyal, dan profesional,” kata Irup.
Hal tersebut sejalan dengan komitmen yang dituangkan dalam tema peringatan, yaitu “ Dilandasi Jiwa Kesatria, Militan, Loyan, dan Profesional, TNI Angkatan Udara Bersama Rakyat Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”