IBUN,balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna bersama ajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bandung melaksanakan kegiatan Bedas Ngaleuweung (Ngamumule Leuweung) ke-2 di kawasan Taman Wisata Kawah Kamojang Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Sabtu-Minggu (11-12/2/2023).
Bedas Ngaleuweung ini sekaligus launching kampanye gerakan peduli penanaman dan pemeliharaan pohon kesayangan (Gepak Sayang). Hal ini sesuai dengan Instruksi Bupati Bandung Nomor 2 tahun 2023 tentang Gerakan Peduli Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Kesayangan.
Pelaksanaan Bedas Ngamumule Leuweung ini tindaklanjut dari pelaksanaan Bedas Ngaleuweung pertama yang dilaksanakan di kawasan Ciwidey beberapa bulan lalu.
“Kenapa Bedas Ngaleuweung ini digagas oleh Bapak Bupati Bandung HM Dadang Supriatna, karena Kabupaten Bandung memiliki empat Subdas yang memiliki karakteristik kerawanan yang membutuhkan perhatian, kepedulian dan respon dari semua pihak,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Asep Kusumah pada kegiatan Bedas Ngaleuweung di Kamojang Kecamatan Ibun.
Tentunya, kata Asep, tidak hanya berharap pada institusi yang memiliki kewenangan. “Kita tahu jika berbicara Subdas di sana ada kawasan hulu sungai, ada kawasan hutan yang dikelola oleh Perhutani. Ada kawasan hutan BKSDA, ada kawasan Perkebunan, kemudian kawasan sungai ada pada kewenangan pemerintah pusat atau BBWSC,” kata Asep.
Kendati demikian, kata Asep, Bupati Bandung juga memiliki sebuah kebijakan bagaimana keterbatasan pemilik atau pemangku kepentingan untuk didukung oleh sejumlah pihak.
“Pak Bupati Bandung berinisiatif dan berkolaborasi dengan kekuatan pentahelix untuk menjaga, memelihara sekaligus meningkatkan kualitas Subdas yang ada di Kabupaten Bandung,” ujar Asep.
Diketahui bahwa Kabupaten Bandung memiliki sumber daya air yang cukup besar, pohon, dan ketahanan pangan, sehingga hari Sabtu ini dilaksanakan kegiatan Bedas Ngaleuweung kedua di kawasan Kamojang.
“Dalam pelaksanannya kolaborasi atau kerjasama dengan Generasi Muda Majalaya (GMM), yang memiliki even konservasi sekaligus lomba lintas alam nyukcruk galur pager betis. Hal itu merupakan inisiatif yang luar biasa dari Generasi Muda Majalaya,” katanya.
Menurutnya, dalam kegiatan tersebut dipadukan dengan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Bandung, dalam upaya memperkuat edukasi menjaga lingkungan.
“Bersamaan dengan pelaksaan Bedas Ngaleuweung II ini, juga akan dilaunching Instruksi Bupati Bandung Nomor 2 tahun 2023 tentang Gerakan Peduli Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Kesayangan,” katanya.
Intinya melalui Instruksi Bupati Bandung ini, lanjut Asep, bagaimana setiap warga negara sesuai dengan kewajiban institusi, yang diatur oleh Undang-Undang memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup.
“Salah satu yang paling mudah, murah, yang bisa dilakukan semua orang yaitu melakukan penanaman pohon. Jadi bagaimana masyarakat didorong untuk memenuhi kewajibannya, berinisiatif secara pribadi, maupun juga melalui institusi, kolaborasi untuk menanam pohon. Selain itu memediasi, memfasilitasi, mengajak supaya semua pihak melaksanakan penanaman pohon,” tuturnya.
Asep berharap minimal satu orang seumur hidup menanam dua pohon sekaligus memeliharanya. “Kenapa dua pohon, satu pohon itu mampu memenuhi kehidupan dua manusia. Satu pohon lagi, dalam konservasi tidak hanya berbasis konservasi, tetapi konservasi berbasis ibadah dan kesejahteraan. Satu pohon untuk kita dan satu pohon untuk sedekah dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Kesejahteraan bagaimana, kata Asep, pohon yang ditanam bisa pohon keras maupun pohon buah-buahan. “Kita terus kembangkan bagaimana terbangun kawasan tematik konservasi. Apalagi di Ibun ada kampung duren, kampung aren di Cipelah. Kampung nangka di Nagrog, kampung jeruk di Cimenyan. Disamping konservasi terpenuhi, juga ada untuk kesejahteraan,” katanya.
Menurutnya, pelaksanaan Bedas Ngaleuweung ini berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan di kawasan hulu sungai, maupun yang ada di tengah dan hilir sungai.
“Semua harus memiliki kepedulian dalam gerakan menanam pohon,” katanya.
Asep mengatakan jika hulunya dijaga, dan kesejahteraan orang hulunya meningkat, tentunya tidak akan menganggu sumber daya alam yang ada. Sehingga orang hilir akan terjaga dari kerawanan bencana.
“Jadi hulu menanam, dan hilir peduli. Hal ini jadikan motivasi, semua orang dengan mudah melakukan penanaman pohon. Termasuk semua orang memiliki tanggungjawab terhadap dirinya, selain itu semua orang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Melalui gerakan gepak sayang ini semua orang bisa menjadi pahlawan bagi lingkungan ,” katanya.***