
BALEBANDUNG – Maulana Maliq Ibrahim bercerita, mulanya ia tidak menyangka menjadi penyanyi pop sunda dengan setumpuk prestasinya. Sebelum ke pop sunda ia tertarik dengan lagu pop Indonesia yang berirama jazz atau bossanova.
Bahkan Maliq pun sempat berkeinginan jadi seorang juru dakwah, dan ogah jadi pemain sepakbola seperti arahan ayahnya dahulu. Proses lah yang membawa Maliq jadi penyanyi Pop Sunda.
Dan ternyata dalam perjalanannya, prestasi Maliq di seni suara bisa dibilang seabrek, loba pialana! Sebut saja beberapa diantaranya Juara 1 Pop Sunda se-Jawa Barat 2016, Juara 2 Nasyid Idol Solo Vokal se-Jabar, Juara 1 Pasanggiri Pop Sunda AKtv se-Jabar 2017, Juara 2 Dangdut se-Jabar, Juara 1 Pop Sunda se-Bandung Raya 2017, Juara 2 Acapella se-Jabar.
Selain nanyi, kerennya lagi siswa kelas XI Karawitan 2 SMKN 10 Bandung (SMKI) ini juga bisa bermain alat musik kacapi, suling, kendang, gambang, biola. “Saya masih mengutamakan sekolah. Manggung itu kalau hari libur saja. Terakhir manggung di KPID Jabar Award sama acara di Gedong Sabilulungan Soreang,” kata Maliq kepada Balebandung.com.
Maliq sudah menghasilkan dua video klip lagunya “Lamping Kaasih” dan “Lembur Kuring,” dua lagu pop sunda yang tidak bikin tunduh (ngantuk) kalau kata anak jaman now. Kedua lagu itu sering ditayangkan di tv lokal Bandung dan diputar di radio. Nih, klip “Lamping Kaasih;”
Setelah beres rekaman lagu “Ukur Anjeun” yang berirama bossas, dan genre kacapi suling “Hujan Leutik,” kini ia sedang menyiapkan lagu baru kelimanya berjudul “Panglamunan.” “InsyaAllah tiga lagu lainnya sedang dalam proses syuting,” ujarnya.
Putra dari pasangan Iyep Warga Sopyan dan Ai Siti Khodijah ini mengaku banyak belajar menyanyi dari ayahnya dan sempat ikut les vokal. Ibunya pun seorang penari jaipongan, dan kakeknya di Banjaran Kabupaten Bandung juga turut mengalirkan darah seni untuk Maliq.
“Dulu sih Maliq sama ayah dimasukin SSB main bola. Cuma Maliq-nya gak mau.. Cuma kuat tiga bulan ikut SSB. Terus, mulai bisa nyanyi waktu kelas enam SD waktu dapat juara dua lagu pop sunda di sekolah,” tuturnya.
Dari situ ia pun ikut kontes Idola Cilik di salah satu televisi swasta di Jakarta, meski akhirnya diskualifikasi karena umur lebih. Awalnya Maliq bukan nyanyi Pop Sunda, tapi suka ke genre pop jazz.
“Nah, waktu kelas satu MTs, Maliq nyoba nyanyi lagu nasyid, alhamdulillah juara. Lalu nyobain lagi kelas 2 MTs ikutan lomba Kawih Sunda, lalu kelas tiga MTs ikutan lomba dangdut. Jadi sampai sekarang masih terus ikut-ikut lomba terutama kalau ada lomba Pasanggiri Pop Sunda” urainya.
Berkat prestasinya di sekolah, Maliq yang gemar mengaji ini mendapat beasiswa dari Jakarta dan bisa membantu orangtuanya. “Cita-cita mah sih sebenarnya ingin menjadi ustadz. Karena saya ingin syiar Islam yang benar. Tapi sekarang syiar pun tidak dengan hanya media dakwah saja kan? Dengan bernyanyi pun bisa kita beramar ma’ruf,” pungkasnya.
Maliq kini tinggal bersama orangtuanya di Jalan Manglid, Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung dan berhasrat ingin kuliah ke UPI dengan tetap menjalani profesinya sebagai penyanyi pop sunda. [iwa]