SOREANG,balebandung.com – Dalam menghadapi resesi ekonomi, ketahanan pangan harus menjadi perhatian khusus. Mengingat ketahanan pangan menjadi penunjang kehidupan sehari-hari.
“Ketahanan pangan sumber kehidupan kita bersama. Untuk itu, kita wajib mempertahankan ketahanan pangan,” kata Khoiril Anwar, Pemerhati Lingkungan Kabupaten Bandung kepada wartawan di Soreang, Minggu (13/11/2022).
Khoril Anwar menyebutkan, mempertahankan ketahanan pangan merupakan jaminan untuk keamanan dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk itu, saya berharap sumber pangan dalam sektor pertanian harus menjadi perhatian pemerintah. Disamping itu, kita harus sama-sama mempertahankan lahan pertanian jangan sampai terjadi alih fungsi lahan. Kalau terjadi alih fungsi lahan, maka akan berpengaruh pada ketahanan pangan,” tutur Khoiril Anwar.
Ia pun menyebutkan bahwa di lingkungan pesantren pun bisa menjadi inspirasi untuk membangun ketahanan pangan. “Soalnya, para ajengan atau ustadz yang ada di lingkungan pesantren, selalu mengajarkan para santrinya bercocok tanam. Hasil dari bercocok tanam sayuran itu, kembali dimanfaatkan oleh para santri,” kata Khoiril Anwar.
Khoiril Anwar juga berharap kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah. Misalnya untuk menanam sayuran yang bisa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
“Kalau pekarangan rumahnya sempit, menanam sayuran bisa dengan cara menggunakan polibag atau media pot yang bisa menghasilkan produksi pertanian,” katanya.
Menurutnya, dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran seperti cabai, disaat membutuhkan cabai tidak harus membeli ke warung.
“Itu merupakan bagian dari ketahanan pangan. Masyarakat juga dituntut untuk cerdas dalam kehidupan sehari, terutama dalam menciptakan ketahanan pangan,” katanya.
Khoiril Anwar juga berharap kepada masyarakat untuk inovasi dan kreatif dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan.
“Saya yakin dengan kreativitas dan keinginan masyarakat dalam memanfaatkan lahan kosong atau pekarangan rumah, akan menjamin kebutuhan pangan. Yang penting kita punya keinginan untuk bercocok tanam,” katanya.
Lebih lanjut Khoril Anwar menyebutkan, bahwa isu ketahanan pangan sedang menjadi buah bibir saat ini. “Bahkan isu pangan ini akan dibahas dalam helatan G-20 bulan ini di Bali,” katanya.
Menurutnya, diprediksi para ekonom bahwa tahun 2023 akan terjadi resesi, beberapa perusahaan besar banyak yang ‘merumahkan’ para pekerjanya.
“Ada hal yang menarik yang perlu kita ketahui, bahwa dari jaman dahulu para kyai sudah mengajarkan para santrinya untuk membuat konsep ketahanan pangan yang banyak diaplikasikan oleh para santrinya. Seperti yang diajarkan oleh Ayah Banjar seorang Kyai Kharismatik dari Kota Banjar Jawa Barat,” tuturnya.
“Beliau mengajarkan kepada santrinya untuk menanam sayuran di pekarangan rumah, ternak ayam dan ternak ikan. Jadi apabila tidak memiliki uang bisa memanfaatkan pangan yang ada di sekitar rumah,” imbuhnya.
“Bapak saya KH. Tohir Rohili waktu mondok di Banjar selalu diingatkan oleh Kyainya (Ayah Banjar), galeng pelakan ku cengek jeung surawung, jieun balong pelakan lauk, kukut hayam. Bisi sawaktu-waktu teu boga duit bisa di ala” ujar Khoiril Anwar.
Ia mengungkapkan, apa yang disampaikan kyai itu mengajarkan kepada generasi penerus untuk selalu mempersiapkan pangan manakala terjadi resesi.
“Bapak saya dulu saat tidak punya uang selalu menyuruh anak-anaknya untuk nangkap ayam atau mancing ikan, tapi saat punya uang disuruh beli ikan asin,” ujarnya.***