PANGALENGAN – Menyaksikan matahari terbit (sunrise) kawasan Perkebunan Teh Pasirmalang milik PTPN VIII di Kampung Cukul Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, memberikan sensasi luar biasa bagi siapa saja yang mencobanya. Betapa tidak, di atas ketinggian 1.600 MDPL, kita bisa menyaksikan terbitnya matahari yang menyembul di balik awan dan kabut.
Hamparan perkebunan teh yang hijau menyejukan sejauh mata memandang, terlihat jelas berada di bawah dengan landscape pemandangan Gunung Wayang. Iring-iringan kendaraan yang melintas di jalan berkelok-kelok di bawah gunung tampak menyemut. Di beberapa titik sunrise point ini dilengkapi beberapa tempat untuk mengabadikan keindahan alam dengan berfoto-foto.
“Tempatnya indah sekali. Kita berada di atas ketinggian melihat matahari terbit. Diam di atas sini seolah dekat dengan awan yang ada di depan kita. Ini pengalaman luar biasa dan saya beruntung bisa datang ke tempat ini,” kata Nadia Puteri (25) salah seorang warga Jakarta yang penasaran dengan keberadaan sunrise point Kampung Cukul, Selasa (3/4/18).
Untuk menuju tempat ini, jika dari Kota Bandung, sekitar kurang lebih 40 kilometer menuju kawasan Bandung Selatan menuju Kota Kecamatan Pangalengan. Dari kota Kecamatan Pangalengan, menuju ke arah selatan melalui Situ Cileunca ke arah Talegong yakni perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut.
Sesampainya di tepi jalan, untuk mencapai puncak Gunung Cukul, dari areal parkir pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sepanjang kurang lebih 100 meter menuju ke atas. Bagi yang tak terbiasa berjalan kaki memang sedikit melelahkan. Namun rasa lelah akan terbayar ketika kita telah berada di atas puncak. Sejauh mata memandang, hamparan perkebunan teh berselang dengan jalan dan pemukiman penduduk.
Selain terdapat beberapa tempat untuk berpoto poto. Tempat wisata yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang itu terdapat juga beberapa warung dan bangku sederhana untuk istirahat pengunjung. Namun sayangnya, warung dan tempat istirahat pengunjung itu belum tertatap dengan baik.
Hanya berupa gubuk gubuk bambu yang dibangun menghadap ke arah matahari terbit. Begitu juga dengan fasilitas pendukungnya seperti toilet hanya berupa gubuk bambu dengan sebuah ember dan beberapa jerigen air.
“Pemandangan alamnya luar biasa indahnya. Cuma sayang fasilitasnya belum bagus. Padahal kalau ditata dan dikembangkan pasti akan semakin banyak orang datang ke tempat ini,” kata Nadia.
Selain menikmati sunrise, pengunjung ke tempat ini juga bisa melihat sebuah vila atau tempat peristirahatan berarsitektur Eropa sisa peninggalan jaman Belanda. Vila yang berdiri megah di tepi danau dalam sebuah kawasan perkebunan milik swasta itu, biasa disebut oleh warga sekitar dengan nama Vila Jerman. Dinamakan Vila Jerman karena memang bentuk bangunannya sama persis dengan sebuah bangunan di salah satu kota di Negara Jerman.
“Di Pangalengan ini banyak sekali objek wisata alam yang potensial untuk dikembangkan. Selain kawasan Kampung Cukul, di sini juga banyak wisata sejarah yang berkaitan dengan perkebunan. Kemudian banyak juga track untuk bersepeda kelas dunia. Makanya banyak para pehobi sepeda dari seluruh Indonesia datang ke tempat ini. Ada juga track arung jeram yang bagus,” kata Iwan Setiawan salah seorang pemandu wisata alam Pangalengan. []