
CIMENYAN – Sebanyak 86 siswa kelas VII SMP Negeri 3 Cimenyan hingga kini masih harus nebeng di ruang kelas SDN Cibeunying untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Mereka tidak punya gedung sekolah sendiri, tidak punya plang SMPN3 Cimenyan.
Saban hari siswa kelas VII A dan VII B masuk ke dua ruang kelas 1 SDN Cibeunying kalau anak-anak SD sudah bubaran sekolah. Kendati begitu, puluhan siswa SMPN 3 Cimenyan tampak masih antusias belajar meski di tempat seadanya.
Kepala SMPN 3 Cimenyan Dodi Akhadi mengaku dirinya bersama 12 guru SMPN3 Cimenyan kerap kebingungan, terlebih menjelang pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Diperkirakan pendaftar pun membeludak.
“Sebab tiap tahun lulusan SD itu bisa mencapai 500-an siswa yang mendaftar ke SMP. Nah, SMPN 3 Cimenyan ini belum siap untuk menerima lulusan SD sebanyak itu. Ditambah lagi SMP swasta di Cimenyan tidak ada,” kata Dodi kepada wartawan, Senin (5/6/17).
Dodi mengatakan pihaknya sudah menyampaikan hal ini kepada Bupati Bandung Dadang Naser dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Pihak sekolah mengajukan pembangunan gedung SMPN 3 Cimenyan, namun hingga kini belum ada realisasi. Dari estimasi, dana yang dibutuhkan mencapai Rp10 miliar di mana Rp 9 miliar untuk pengadaan lahan seluas 6.000 meter persegi, dan Rp 1 miliar untuk pembangunan fisik gedung sekolah.
“Kalau menurut Disdik masalah ini terkendala lahannya. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan serius dari Pemkab Bandung melalui Dinas Pendidikan. Padahal kebutuhan gedung SMP sangat mendesak,” sesal Dodi.
Pembangunan gedung sekolah itu menurutnya sangat mendesak mengingat dibukanya PPDB. Bagi siswa SMPN3 Cimenyan sendiri kondisi memprihatinkan seperti ini dirasakan sungguh tidak nyaman karena kondisinya darurat dan tidak layak untuk siswa SMP.