BANDUNG – Tumbuh dan berkembangnya Infanteri sebagai korps terbesar di Angkatan Darat, tak lepas dari sejarah perjuangan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karenanya hari Senin ini 19 Desember dilaksanakan upacara peringatan Hari Infanteri ke-68 di Lapangan Makodam III/Siliwangi Jalan Aceh Kota Bandung.
Kegiatan Hari Infanteri diawali dengan pelaksanaan Pleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya yang mengambil start dari Cirebon. Jarak yang ditempuh lebih kurang 239.8 Km melewati beberapa daerah diantaranya Kuningan, Majalengka, Sumedang dan Subang serta diakhiri dan finish di Makodam III/Siliwangi.
Pada puncak peringatan Hari Infanteri diawali dengan acara tradisi pembelahan buah kelapa yang merupakan bantuan logistik terakhir bagi parajurit TNI. Sedangkan satu gelas air kelapa memiliki makna sebagai pembangkit tenaga dan semangat prajurit TNI melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan musuh.
Dilanjutkan dengan pembacaan sumpah dan pembacaan perintah Jenderal Sudirman serta pembacaan Ikrar Pasukan Infanteri. Kemudian dilanjutkan pula dengan penyerahan dua pucuk senjata LE dengan sangkur terhunus, dua tabung yang berisikan Sumpah Jenderal Sudirman dan Ikrar Pasukan Infanteri serta satu buah tas berisikan dokumen lainnya, juga penyerahan lambang Yuddha Wastu Pramuka.
Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayjen TNI Sarwahadi menyampaikan ucapan selamat Hari Infanteri kepada seluruh Prajurit Korps Infanteri beserta keluarga dimanapun berada dan bertugas.
Mayjen TNI Sarwahadi menuturkan, slah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah peristiwa saat menghadapi Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Pada saat itu Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk melawan musuh, dengan melaksanakan Perang Rakyat Semesta di mana pasukan yang hijrah melaksanakan Aksi Wingate (Infiltrasi) dengan cara long march kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk Wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kekuatan pertempuran gerilya.
Pada tanggal 19 Desember tersebut kita mendapatkan nilai-nilai ketokohan, patriotisme, kepemimpinan dari seorang Panglima Besar Jenderal Sudirman karena memiliki nilai kejuangan, profesionalisme keprajuritan dan sifat pantang menyerah, serta nilai kemanunggalan TNI-Rakyat. Sejak itulah tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Infanteri.
“Dengan ditetapkan Hari Infanteri, maka peran, tugas dan fungsi TNI AD khususnya Prajurit Infanteri, tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga kebersamaan dengan rakyat menjadi bagian penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD,” tandas Danpussenif Kodiklat TNI AD dirilis Pendam Slw.
Pada hari Infanteri ini mengambil tema” Dengan Semangat Yuddha Wastu Pramuka, Rakyat Kuat, Hebat dan Profesional Guna Meningkatkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD”.
Tema tersebut mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat prajurit dan Satuan Infanteri untuk menjadi tangguh, profesional dan modern sebagai petarung yang handal dalam pertempuran. Infanteri sebagai Queen Of The Battle yaitu sebagai Ratu yang memiliki kemampuan dan mobilitas tinggi, bisa bergerak kemanapun sebagai Prajurit Infanteri harus memiliki kemampuan untuk bergerak di segala bentuk medan pertempuran baik di hutan, gunung, rawa, laut, sungai dan pantai.
Selain itu, makna dari tema tersebut memancarkan semangat pengabdian dan perjuangan tanpa akhir untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan rakyat serta membangun sinergisitas dengan segenap komponen bangsa lainnya, sebagai kekuatan bela negara dalam sistem pertahanan semesta.
“Tantangan tugas ke depan semakin kompleks dan dinamis, dengan berubahnya bentuk ancaman di abad ke 21 yang mengedepankan teknologi modern. Untuk menyikapi hal tersebut, Pimpinan TNI AD memberikan kebijakan terhadap transformasi modernisasi Alutsista yang telah direalisasikan secara bertahap,” kata Mayjen TNI Sarwahadi.
Keberadaan Satuan-satuan Infanteri yang dilengkapi dengan Alutsista dan perlengkapan tempur yang modern, imbuh Danpussenif, memberikan semangat baru untuk terus mengantisipasi berbagai perubahan, dengan melakukan revisi, reaktualisasi, reorganisasi dan redifinisi doktrin, strategi dan taktik bertempur untuk mampu mengimbangi pola pertempuran modern ke depan.
Di akhir kegiatan Danpussenif Kodiklat TNI AD menyerahkan hadiah bagi pemenang juara pada pelaksanaan Pleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya. Juara 1 Pleton Pengantar Yonzipur 3, juara 2 Pengantar Ormas Koramil dari Kodim Sumedang dan juara 3 Pengantar dari Koramil 1515 Kodim 0615/Kuningan. Sedangkan Juara umum pada Tonting adalah Yonif 323 /BP dan membawa Tropy bergilir Yuddha Wastu Pramuka, Juara 2 Yonif 323/BP dan Juara 3 Yonif 303/SSM.
Upacara Hari Infanteri ke 68 dihadiri oleh Wadan Kodiklat TNI AD, Kasdam III/Siliwangi, Para Balakpus, Para Komandan satuan, Polri dan Ormas serta undangan lainnya.