BANDUNG – Salah satu bentuk toleransi dan perlindungan pemerintah terhadap kebebasan dalam beribadah oleh para pemeluk agama di Indonesia, khususnya di Kota Bandung diwujudkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan menghadiri salah satu rangkaian Doa Indonesia Damai dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bertema “Firman dalam Sejarah” di Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari Bandung, Jumat (23/12/16).
Acara dihadiri ribuan jamaah umat kristiani dalam menyambut Hari Raya Natal. Dengan diawali menyanyikan lagu “Indonesia Raya”, Pendeta Stephen Tong memimpin Doa Indonesia Damai yang diikuti oleh seluruh hadirin. Kegiatan tersebut merupakan pengganti acara KKR yang dilaksanakan 6 Desember 2016 lalu yang sempat menemui kendala.
Pada kesempatan tersebut, Ridwan memberikan sambutan singkat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah bangsa Indonesia yang sangat kaya dan beragam.
“Malam ini kita hadir membawa keyakinan dan melangkahkan kaki untuk menyatukan hati dan menyatukan niat. Niat kita tentang ketaatan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, niat tentang kecintaan pada kemanusiaan, dan niat tentang kesetiaan kita kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Ridwan.
Ia berkata kepada seluruh hadirin bahwasanya di negeri ini tidak boleh ada yang merasakan kecemasan dan ketakutan dalam melaksanakan ibadahnya. Sebab hal tersebut merupakan wujud kepatuhan terhadap sila pertama dalam Pancasila.
“Di negeri ini tidak boleh ada warga yang ketakutan dalam menjalankan ibadah. Kita harus melawan ketakutan itu dengan cara yang baik. Tidak boleh ada keluarga yang merasakan kecemasan dalam meyakini keimanannya. Kita harus menghapuskan kecemasan itu dengan cara baik,” tambahnya.
Untuk itulah ia bersama dengan jajaran TNI dan kepolisian yang diwakili Kapolda Jabar Anton Charliyan dan Pangdam III Siliwangi Herindra hadir untuk menunjukkan bahwa negara hadir dalam perlindungan hak-hak beragama.
“Kami hadir di sini kapasitasnya sebagai pemerintah, sebagai negara, untuk memastikan tidak boleh ada ketakutan kecemasan di antara siapapun warga Bandung atau Jawa Barat dalam melaksanakan hak asasi beragamanya,” jelas Ridwan.
Melalui kegiatan ini, ia pun mengimbau kepada warga Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia untuk mengedepankan rasa saling menghargai dan toleransi atas keberagaman yang hadir mewarnai negeri ini. Ia menekankan agar selalu mengutamakan dialog untuk menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan.
“Kalau ada perbedaan-perbedaan, serahkan kepada aparat penegak hukum dan pemerintah untuk memfasilitasi. Karena awal muasal dari problem biasanya ada miskomunikasi dan mispersepsi. Kalau itu terjadi, harus menggunakan peraturan perundang-undangan yang sudah berlaku,” pesan Emil.
Hal senada juga diungkapkan Pangdam III Siliwangi Herindra, bahwa tugas TNI untuk menegakkan kedaulatan NKRI. TNI akan turun tangan jika ada pihak-pihak yang berupaya mengganggu kedamaian negara.
“Salah satu tugas dari TNI adalah menegakkan kedaulatan NKRI. Kedaulatan negara akan berdiri tegak bila semua aturan yang berkaku di negara kita dapat berjalan sesuai dengan aturannya. Saya pikir sudah jelas bahwa negara melindungi warganya untuk memeluk agama sesuai keyakinan serta melaksanakan ibadahnya. Itulah kedaulatan negara kita,” ujarnya.
Kapolda Jabar Anton Charliyan juga menegaskan negara memberikan jaminan kepada warga negaranya untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
“Negara kita berdasarkan Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, di mana Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan jaminan pada setiap warganya untuk memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing. Ini adalah kesepakatan bersama. Maka wajib hukumnya untuk saling menghargai bila ada yang menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing,” tegas Kapolda.