BALEBANDUNG – Nama lengkap penyanyi pop sunda ini Fadila Nur Asifah, biasa disapa Neng Dila. Mojang Bandung kelahiran 16 Oktober 1998 yang punya darah seni dari orangtuanya, seniman Iwan Mulyana dan Rini, asal Buahbatu Kota Bandung.
Lingkungan keluarganya membentuk Neng Dila menjadi penembang tradisi Cianjuran, sampai akhirnya Dila menghasilkan album tembang Sunda Cianjuran “Lembur Kuring” bekerja sama dengan Panama Record 2010 dan album Pop Sunda “Cinta Kilat”. Akun instagramnya nengdila_diikuti 6.300 followers.
Semenjak kecil waktu masih di TK tahun 2005, ayahnya Iwan Mulyana yang biasa memutarkan tembang sunda Cianjuran di rumahnya. Ayahnya juga biasa melantunkan Cianjuran dengan suling sundanya, bahkan sudah keliling dunia ikut misi kesenian sunda. Ayahnya pula lah yang mendidik Dila hingga jadi penyanyi, dari mulai juara berbagai pasanggiri seni sunda sampai jadi penyanyi pop sunda seperti sekarang.
Selain dari ayahnya sendiri, Dila juga sempat berguru tembang sinden ke almh. Euis Komariah, sang maestro tembang sunda Cianjuran. Karena prestasinya, Dila juga pernah didaulat menjadi Duta Seni Pelajar di DI Yogyakarta, se Jawa-Bali dan Lampung pada 2012-2014.
Dilla pertama kali tampil di panggung saat umur enam tahun di sebuah acara RRI, menyanyikan lagu “Selabintana.” “Itu kesan dan kenangan tersendiri buat neng. Soalnya setelah nyanyi, neng disawer sama para inohong, seperti Pa Gugum Gumbira pencipta jaipongan, juga Ibu Almarhumah Euis, dan Almarhum Pa Apung SW,” kenang Dila. Kesan lainnya, imbuh Neng, saat dirinya melancong ke Negara Kepulauan Fiji dalam rangka misi pertukaran budaya Indonesia.
Saat ini Neng Dila sedang menyiapkan album pop sunda keduanya dan album tembang yang ketiga, juga album musik degung. “Sekarang sedang proses rekaman tiga album bergenre pop sunda, tembang, sama degung. Jadi, semuanya ada 24 lagu yang masih dalam tahap proses rekaman,” kata mahasiswi jurusan karawitan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini.
“Masih banyak target, ingin membuat album musik degung dan tembang Cianjuran lagi. Neng ingin terus berkarya nanjeurkeun budaya sunda di kancah nasional maupun internasional. Neng juga bisa seperti ini tentu karena mendapat dukungan dan doa dari orangtua,” ucapnya bersyukur. [iwa]