BANJARAN, Balebandung.com – Jelang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menginstruksikan pertokoan untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung Popi Hopipah mengungkapkan, jika terdapat toko yang membandel, pihaknya akan menindak tegas dengan menutup operasional toko tersebut.
“Kami sangat prihatin masih banyak pertokoan yang belum menerapkan protokol kesehatan, padahal rencananya minggu depan kita akan memulai era new normal. Jika masih ada pertokoan yang membandel, tidak ada ampun, kami akan langsung tutup toko tersebut,” tandas Popi di sela kegiatan rapid test pedagang Pasar Banjaran, Kamis (11/6/2020).
Popi juga mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Bandung untuk tetap menggunakan masker saat berbelanja. “Bagi masyarakat yang hendak berbelanja, baik ke pasar tradisional maupun modern, kami hanya menitipkan tiga hal. Yakni selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan tetap jaga jarak,” imbau Popi.
Dalam rapid test pedagang Pasar Banjaran ini, pihaknya telah mengundang 235 pedagang pasar untuk mengikuti rapid test.
“Karena pasar kurang representatif, lokasi rapid test kami pindahkan ke Gor Desa Banjaran. Sebanyak 235 pedagang telah kami undang untuk mengikuti tes ini. Namun karena terdapat jarak antara pasar dan lokasi tes, jadi mereka datang secara bergiliran,” terangnya.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan langkah preventif dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan pasar. Ia menambahkan, bagi pedagang yang tidak sempat mengikuti tes hari ini, dapat mengikuti rapid test di pasar lainnya.
“Ini merupakan antisipasi, agar pasar tidak menjadi cluster baru dalam penyebaran virus corona. Pasar Banjaran sendiri merupakan pusat pembelanjaan di Bandung selatan, di mana banyak orang dari berbagai kecamatan datang ke sini. Jadi, kami memberikan perhatian khusus,” lanjut Popi.
Jika dalam rapid test terdapat pedagang yang reaktif, lanjut Popi, pihaknya menganjurkan pedagang untuk isolasi mandiri di rumah.
“Sementara bagi pedagang yang hasilnya positif, kami akan mensterilkan kios yang dekat dengannya. Jadi, kami tidak akan menutup keseluruhan pasar, karena perekonomian harus tetap berjalan,” imbuh Popi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami menuturkan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut terhadap hasil kajian tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung.
“Kegiatan ini juga untuk menemukan kasus sedini mungkin. Jika kami tidak mencari, kami khawatir ada pandemi gelombang kedua,” ucap Grace.
Untuk mempercepat pencarian sebaran Covid-19 di pasar, pihaknya juga akan melakukan rapid test di Pasar Ciwidey dan Pasar Pangalengan.
“Sebelumnya kami telah melakukan rapid di Pasar Majalaya dan Baleendah. Khusus untuk Pasar Banjaran, kami menemukan orang-orang dengan risiko tinggi yakni pedagang usia di atas 50 tahun. Untuk orang dengan risiko tinggi kami langsung lakukan swab,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinkes akan memberikan edukasi kepada pedagang yang reaktif untuk melakukan karantina mandiri di rumah.
“Untuk yang reaktif kita edukasi untuk isolasi mandiri di rumah, agar mereka patuh dan taat dalam menerapkan protokol kesehatan. Alat makan dan alat-alat yang digunakan pribadi harus terpisah dengan anggota keluarga lainnya,” kata Grace.***