BALEKOTA – Selain biaya, salah satu kendala bagi masyarakat kurang mampu dalam memperoleh pelayanan kesehatan adalah lokasi dan kemampuan masyarakat untuk menjangkau layanan kesehatan tersebut.
Untuk dapat memeratakan layanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Bandung pada Rabu, 26 Juli 2017 akan melaunching program layanan kesehatan bagi masyarakat yang langsung datang kepada warga masyarakat kurang mampu yaitu Program Layat Rawat. Tujuannya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakitnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita memaparkan, Layat Rawat diadakan karena banyak warga di Bandung masih merasa sulit mendapatkan pelayanan kesehatan apalagi perlu ke rumah sakit.
“Ada masyarakat yang merasa perlu mendapat pelayanan di rumah sakit , tapi penuh atau jauh dari rumah sakit. Alasan ini memang masuk akal karena memang rumah sakit seringkali penuh,” ungkap Rita saat Bandung Menjawab di Media Lounge Bale Kota Bandung, Kamis (20/7/17).
Rita mengaku gagasan ini memang ide Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk jemput bola layanan kesehatan. “Karena ada keterbatasan yang dimiliki masyarakat tidak mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan, maka Pak Wali membuat gagasan jemput bola untuk Layat Rawat,” terangnya.
Teknis pelaksanaannya Rita menerangkan Tim Layat Rawat dibagi berdasar daerah UPT Puskemas di tiap kecamatan yang totalnya ada 80 Puskesmas. Untuk tenaga dokter yang dialokasikan ada 87 dokter, 184 perawat 187 SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat), dan 23 tenaga gizi.
“Masyarakat tinggal menghubungi 119 dan nanti ada tim dengan komposisi tim terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat atau bidan serta 1 orang petugas gizi bila dibutuhkan, dengan estimasi kedatangan 30 menit, ” paparnya.
Persyaratan yang harus disiapkan oleh masyarakat hanya perlu menyiapkan BPJS dan SKTM saat Tim Layat Rawat tiba. “Jadi, warga hanya penerima Layat Rawat harus peserta BPJS aktif dan memiliki SKTM dan pelayanan ini gratis. Untuk warga yang mampu, akan dikenakan biaya sesuai Perda 3 tahun 2010 biayanya,” jelas Rita.
Untuk sosialisasinya Dinkes sudah melaksanakan sosialisasi perkomunitas dan untuk kewilayahan sudah diekspos hingga melalui puskesmas. “Harapannya agar warga paham betul layanan ini, sehingga tau buat melayani apa saja seperti emergency, lansia yang hidup sendiri dan hal emergency lain,” kata dia.
Hingga kini dengan waktu pelayanan 24 jam 22 orang sudah dikunjungi oleh layanan ini dengan jumlah paling banyak stroke. “Kedepannya akan dilibatkan dokter spesialis untuk layanan ini dan juga kita sudah menambahkan 11 unit ambulans motor yaitu 3 di Yankesmob (pelayanan kesshatan mobile) 24 jam dan 8 disebar ke UPT Puskesmas,” tutupnya.