Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungNih, Kekhawatiran Bupati Soal Logo Kab Bandung

Nih, Kekhawatiran Bupati Soal Logo Kab Bandung

Bupati Bandung Dadang Naser saat soft launching pembangunan SPAM Gambung PDAM Tirta Raharja, di Kantor Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Desa Mekarsari, Kec Pasirjambu, Selasa (4/4). by iwa/bbcom
Bupati Bandung Dadang Naser saat soft launching pembangunan SPAM Gambung PDAM Tirta Raharja, di Kantor Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Desa Mekarsari, Kec Pasirjambu, Selasa (4/4). by iwa/bbcom

PASIRJAMBU – Bupati Bandung Dadang Naser menginginkan agar pohon kina dilestarikan, di tengah makin menyusut drastisnya perkebunan kina di Kabupaten Bandung. Keinginannya itu ia lontarkan saat soft launching pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gambung PDAM Tirta Raharja, di Kantor Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Selasa (4/4/17).

Bupati berseloroh, jika pohon kina sampai punah, ia khawatir logo Kabupaten Bandung pun bisa berubah. Apalagi menurut data Dinas Pertanian Perkebunan Kab Bandung, saat ini perkebunan kina di Kab Bandung hanya tersisa 6 hektare.

“Di Kertasari banyak perkebunan kina, tapi sekarang sudah berganti dengan perkebunan sayuran engkol. Jangan sampai nanti lambang pohon kina yang ada di logo Kabupaten Bandung juga berganti dengan daun engkol,” seloroh Dadang sambil menunjuk logo Kabupaten Bandung yang tertera di panggung.

Karena itu bupati meminta Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bandung mengembangkan pembenihan kina bekerjasama dengan PPTK Gambung dan PTPN VIII, agar pohon kina jangan sampai punah. Sebab Kabupaten Bandung berkepentingan khusus tentang kelestarian kina, terkait dengan logo daerahnya.

“Untuk saat ini kita bisa ngupahan maneh ku kopi. Sebab kita juara kopi internasional. Tapi pohon kina juga jangan sampai punah, jangan sampai kina ini hanya tersisa pada lambang daerah,” tukasnya.

Dadang mengakui nasib tanaman kina saat ini memang memprihatinkan. Sebab fungsi kina sebagai obat malaria, kini sudah tergantikan dengan obat-obatan berbahan kimia. Sehingga harga jual kulit kering kina pun jatuh.

Tak hanya itu, Museum Kina yang berada di Kertasari pun kondisinya boleh dibilang sudah tidak terurus. Menurut Dadang, kalaupun memang produksi kina dari Kabupaten Bandung kian berkurang, setidaknya museum tersebut harus dipugar kembali.

“Ini perlu dilakukan mengingat logo kina ada di lambang Kabupaten Bandung selama ini. Minimal pemugaran museum kina, sehingga lambang kina di logo Kabupaten Bandung bisa abadi,” tuturnya.

Pemkab Bandung berencana melakukan kerja sama dengan pihak PT Perkebunan Nusantara VIII supaya tanaman kina tetap ada di Kabupaten Bandung. Bagi Dadang, keberadaan tanaman tersebut harus dipertahankan, selain nilai ekonomisnya, juga untuk mempertahankan lambang Kabupaten Bandung saat ini, dan menjaga lingkungan.

Penanaman tanaman keras, termasuk kina, di lereng-lereng dari 30 derajat sampai 60 derajat menurutnya bagus untuk mencegah bencana longsor. Sebab, penanaman tersebut bisa mengurangi sedimentasi di area punggungan.

“Lereng-lereng yang 30 sampai 60 derajat ini harus ditanami keras, tapi sekarang kan malah ditanami sayur-mayur, makanya sedimentasinya tinggi,” bebernya.

Karena area lereng itu banyak ditanami sayuran, kata Dadang, debit air yang turun ke hilir pun makin besar. Ini terlihat dari kondisi di lereng di Kecamatan Pacet. Dalam kondisi demikian, banjir pun jadi mudah melanda. “Lereng di Gunung Rakutak itu gundul. Mestinya ditanami lagi dengan tanaman keras, tidak boleh sayur-mayur,” tandasnya.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img