BANDUNG – Wartawan Harian Tribun Jabar Zezen Zainal mengaku mendapat intimidasi dari oknum preman dan LSM yang diduga mengatasnamakan Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Jawa Barat.
Zezen yang sehari-hari bertugas di desk Pemprov Jabar/Gedung Sate ini melalui pesannya menyampaikan, kejadian bermula saat dirinya membuat berita pada Jumat (16/9) lalu dan tayang di koran cetak Tribun Jabar edisi Sabtu (17/9). Berita ini menjadi headline (HL) Tribun Jabar hal 1 berjudul “Menpora Ingatkan PB PON”. Hati-hati Penggunaan Dana. Jangan Sampai Kasus PON Riau Terulang.
Menyusul beredarnya berita tersebut di Koran Tribun Jabar, pada Sabtu (17/9) siang sekitar pukul 10.59, Zezen menerima pesan singkat (SMS) dari seseorang dengan nomor yang tidak dikenal (Mr A). Dalam SMS itu, tutur Zezen, Mr A menanyakan keberadaan didirnya, seolah seorang yang sudah akrab sudah dengannya.
Lalu beberapa menit kemudian nomor tersebut menelpon ke nomor hpnya, tapi tidak terangkat karena ponsel Zezen sedang dicas. Ketika melihat ada panggilan tak terjawab dan SMS, ia berinisiatif menelpon nomor bersangkutan namun tidak dijawab.
“Tak berselang lama nomor itu kemudian mengirim beberapa SMS ancaman dan meminta saya tidak lagi memberitakan hal-hal sensitif tentang PB PON seperti penggunaan dana, dll. Si pemilik ponsel juga melontarkan beberapa fitnah. Nomor dan bukti SMS-nya masih saya simpan,” ungkap Zezen dalam pesannya yang disebarkan melalui Grup WA.
Berlanjut pada pukul 14.26 di hari yang sama, Zezen pun mendapat SMS dari nomor lain. Dia memperkenalkan diri sebagai Mr X (orang yg berbeda dengan nomor yang menghubunginya pertama kali). Dia mengaku sebagai anggota LSM dan meminta Zezen mengangkat telepon.
Pada jam 14.37, Mr X tersebut menelponnya dan diangkat oleh Zezen. Dalam perbincangan tersebut, dia menyatakan keberatannya dengan berita yang dibuat yang tayang pada hari Sabtu itu. Dia meminta Zezen untuk bertemu dengan dia dan teman-temannya yang menurut dia tersinggung dengan berita yang saya buat.
“Dia juga mengancam akan mendatangi saya. Dia mengaku sudah tahu tempat tinggal saya. Dia bahkan mengancam akan membuat saya kapok bila masih terus membuat berita-berita yang mengkritisi PB PON. Dia dan beberapa orang yang berada di belakangnya (terdengar melakui suara di telepon) mengancam akan menghabisi saya dan karir saya di Tribun Jabar maupun desk tempat saya bertugas sekarang di Pemprov Jabar,” ungkap Zezen.
Pada pukul 15.32, kembali masuk panggilan ke hp Zezen dari nomor berbeda lagi. Orang yang menelpon ini mengaku sebagai Mr Y dari sebuah ormas. Singkatnya, dalam perbincangan itu Mr Y yang mengaku bersama Mr X dan Mr A kembali menegaskan dan meminta saya untuk menghentikan pemberitaan-pemberitaan yg mengkritisi PB PON, apalagi menulis hal-hal sensitif. Ancaman pun kembali dilontarkan.
Sebagai seorang jurnalis yang memahami aturan dan kode etik jurnalistik, kata Zezen, dirinya menyarankan kepada mereka dan pihak-pihak yang berkeberatan yang mereka klaim, untuk menyampaikan hak jawab mereka ke Redaksi Tribun Jabar. Sebab berita yang sudah tayang sudah jadi tangung jawab redaksi.
“Namun mereka malah mengancam bila diminta datang ke Kantor Tribun Jabar, maka mereka mengaku tidak menjamin bila datang dengan kekerasan dan tidak baik-baik. Saya pun dalam beberapa perbincangan dengan tiga orang berbeda itu, sempat menanyakan mengapa mereka keberatan. Karena saya tidak merasa memberitakan mengenai ormas atau LSM mereka. Yang saya beritakan hanya berita normatif mengenai warning dari Kemenpora kepada PB PON agar hati-hati menggunakan dana PON sehingga kasus PON Riau tidak terulang di PON Jabar,” kata dia.