BANDUNG – Orang Jawa Barat itu someah (ramah, baik hati). Identitas itu harus dipertahankan dan jangan dirusak, terutama oleh hoax.
Komisioner KPU Jabar Divisi SDM dan Hubungan Partisipasi Masyarakat, Nina Yuningsih berpesan setiap informasi yang beredar harus difilter dan tidak diterima begitu saja.
“Apalagi masyarakat Jawa Barat saat ini menghadapi ancaman hoax, bersamaan dengan terorisme dan narkoba, sehingga perlu menyikapi segala informasi secara bijak,” ujar Nina sosialisasi Pilgub yang diselenggarakan KPU bersama Forum Ormas, LSM, dan Komunitas Jabar, di Gedung Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Kamis (15/3/18).
Wadirintel Polda Jabar AKBP Sukendar menandaskan polisi akan menindak tegas pembuat dan penyebar hoax. “Dari puluhan isu penganiayaan ulama, yang benar-benar terjadi hanya dua. Sisanya hoax, dan polisi sudah menangani pembuat dan pengedar berita palsu itu,” beber Sukendar.
Sukendar juga menegaskan komitmen netralitas Polri. “Tugas Polri yang dibantu TNI mengamankan masyarakat, terutama saat berlangsung pesta demokrasi, sekaligus mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi,” ungkapnya. Ia juga mengingatkan banyaknya ancaman, bukan hanya di Jabar, tetapi juga secara global khususnya terkait hoax.
“Oleh karena itu Polda Jabar bertekad meningkatkan ketahanan masyarakat, yakni tahan dalam menghadapi isu yang disebar melalui medsos,” tegas Sukendar. Ia pun mengingatkan perlunya partisipasi masyarakat dalam menciptakan suasana Jawa Barat yang kondusif.
Seniman dan tokoh Jawa Barat Acil Bimbo mengkhawatirkan konflik dan hoax digunakan dalam pilkada. “Ini menjadi persoalan karena secara karakter dan mental, masyarakat kita rapuh dan gampang dipengaruhi. Kita perlu membangun gerakan sosial budaya dengan melibatkan tokoh dan masyarakat pada umumnya, terutama untuk membangun rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap Jawa Barat,” kata Kang Acil. []