BANDUNG BARAT – Pemkab Bandung Barat mendapatkan pendapatan pajak dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di tahun 2015 sebeser Rp 71 miliar. Itu menjadi penyumbang PAD terbesar mengingat target yang dibebankan hanya sebesar Rp 65 miliar.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat Sudibyo mengakui jika PAD dari sektor BPHTB ini melampaui target. Hal tersebut menunjukkan tingginya transaksi jual beli tanah dan bangunan di KBB.
“Transaksi tanah dan bangunan di KBB ini cukup tinggi. Terbukti tahun lalu kami berhasil melampaui target yang dipatok,” ungkap Sudibyo, Senin (22/2/16).
Menurutnya, transaksi jual beli tanah dan bangunan yang tinggi tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya kebutuhan akan tanah dan perumahan di masyarakat. Terlebih letak geografis KBB yang cukup strategis sebagai penyangga Ibukota Provinsi Jawa Barat.
Sudibyo tak memungkiri jika keberadaan proyek nasional yang ada di KBB seperti PLTA Upper Cisokan di Rongga, dan Kereta Cepat bisa menumbuhkan permukiman baru di Cikalongwetan dan sekitarnya. Tak hanya itu, hal tersebut juga akan mendorong harga tanah di wilayah sekitarnya akan ikut naik.
“KBB ini memiliki luas wilayahnya sangat besar yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perumahan dan itu mendorong makin hari harga tanah di KBB semakin mahal,” ucapnya. (fik)