SOREANG,balebandung.com – Persaudaraan Donor Darah Majalaya (PDDM) Kabupaten Bandung menerima piagam penghargaan dari pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung tertanggal 17 September 2022. Piagam penghargaan itu ditandatangani Ade Koesjanto, selaku Ketua PMI Kota Bandung.
Piagam ini diterima PDDM dari PMI karena PDDM yang dengan sukarela telah melaksanakan kegiatan donor darah untuk kepentingan kemanusiaan periode 2021-2022.
“Suatu kehormatan besar untuk PDDM, karena pemberian piagam ke PDDM, langsung diberikan oleh Sekda Kota Bandung Ema Sumarma,” kata Adang Gumilar, pendiri PDDM kepada wartawan di Desa Loa Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Rabu (21/9/2022).
Menurutnya, penerimaan piagam penghargaan ini menjadi pemicu atau motivasi bagi pengurus maupun pembinaan PDDM untuk terus melaksanakan kegiatan sosial donor darah untuk kepentingan kemanusiaan.
“Selama setahun lebih PDDM hadir di tengah-tengah masyarakat, sudah ribuan labu darah yang terkumpul untuk membantu para penderita thalasemia. Sudah ribuan masyarakat juga yang terlibat dan menjadi pahlawan kemanusiaan untuk membantu para penderita thalasemia,” kata Adang Gumilar.
Menurutnya, setiap darah yang terkumpul dalam kegiatan sosial donor darah, diprioritaskan untuk transfusi darah para penderita thalasemia.
“Hidup mereka bergantung pada ketersediaan darah. Ada darah, ada kehidupan. Untuk diketahui, thalasemia tak bisa disembuhkan, salah satu solusi untuk mempertahankan hidup mereka dengan cara ketersediaan darah melalui kegiatan donor darah yang dilaksanakan rata-rata dua kali dalam sebulan,” tuturnya.
Dikatakan Adang Gumilar, melaksanakan kegiatan donor darah dengan cara jemput bola di sejumlah fasilitas umum maupun pemerintahan dan mall itu, sebagai langkah ikhtiar dalam memberikan kesempatan hidup lebih lama kepada para penderita thalasemia yang ada di wilayah Majalaya, Solokanjeruk, Paseh, Ciparay, Baleendah dan daerah lainnya di Kabupaten Bandung.
“Ketersediaan darah menentukan masa depan para penderita thalasemia. Stok darah kosong, tentunya sangat rawan bagi masa depan mereka. Sempat ada pengalaman, ketika darah kosong, pasien penderita thalasemia pun akhirnya tidak tertolong. Atas dasar pengalaman itu, kita harus selalu melaksanakan kegiatan donor darah supaya stok darah jangan sampai kosong untuk membantu sekitar 104 pasien thalasemia yang menjalani perawatan rutin di RSUD Majalaya,” tuturnya.
Adang terus mengajak kepada masyarakat untuk sama-sama menjadi relawan kemanusiaan, guna membantu para penderita thalasemia supaya bisa bertahan hidup.
“Kita juga berharap kepada pemerintah untuk menjadi perhatian, ketika para orang tua thalasemia yang mengharapkan ada Unit Transfusi Darah (UTD) di RSUD Majalaya. UTD ini untuk memudahkan kegiatan donor darah, sekaligus memudahkan proses transfusi darah bagi para penderita thalasemia,” tuturnya.***