PDI Perjuangan Kab Bandung Gagas Pemilu Berintegritas

SOREANG, Balebandung.com – Jelang Pilkada Kab Bandung 2020, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung menggelar kegiatan silaturahmi ke unsur musyawarah pimpinan daerah Kab. Bandung, diantaranya ke KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kab. Bandung. Kegiatan silaturahmi dikemas dalam diskusi gagasan terkait pemilu berintegritas.
PDI Perjuangan menilai indikator pemilu berintegritas itu adalah pemilu yang berjalan damai, para pemilih yang cerdas sehingga tidak sampai menghasilkan pimpinan yang miskin kreativitas.
“Karena pimpinan kita miskin kreativitas, maka kebanggaan kita sebagai warga Kabupaten Bandung tidak ada, seperti yang terjadi sekarang ini. Lemahnya kontrol partai hari ini terjadi karena calon yang jadi berasal dari independen. Akhirnya fungsi kontrol partai lemah, jadilah hasilnya miskin kreativitas,” kata Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuanga Kab. Bandung, Rudita Hartono, usai bersilaturahmi dengan Bawaslu Kab Bandung di Soreang, Rabu (18/9/19).
Pihaknya mengapresiasi kinerja KPU dan Bawaslu yang telah melewati Pemilu 2019 dengan damai, termasuk kepada partai peserta pemilu dan segenap rakyat Kab Bandung yang telah menunjukan komitmennya untuk siap berbeda pilihan tanpa harus saling menyakiti.
“Kondisi Pemilu 2019 yang damai bagi PDI Perjuangan Kab. Bandung sudah dapat dikatakan sebagai pemilu yang beritegritas. Tinggal bagaimana hasilnya, apakah akan beritegritas? Untuk itu mari kita saksikan dan awasi bersama, kritik dan saran tetap diberi ruang yang lebar, asal disampaikan dengan cara sopan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” papar Rudita.

Terkait Pilkada Kab Bandung 2020, lanjut Rudi, PDI Perjuangan Kab. Bandung mengajak segenap warga Kab Bandung untuk melihat Pilkada 2015 sebagai acuan karena berjalan damai tanpa ada noda merah yang dapat mencederai demokrasi.
“Menurut kami, Pilkada 2015 juga merupakan pilkada yang berintegritas. Namun poses yang beritegritas rupanya belum memberikan hasil yang berintegritas. selama 20 tahun Kab. Bandung dalam cengkaram politik dinasti, dan hasilnya dapat kita saksikan bersama wajah Kabupaten Bandung sangat lemah dalam perubahan, persoalan sampah, banjir, pengundulan hutan, kekurangan air di musim kemarau dan lain-lain,” ungkap Rudi.
Menurutnya semua kondisi itu bisa jadi sumber munculnya perilaku atau dampak negatif. Rudi mengatakan produk politik dinasti sepertinya tidak pernah membawa geseran yang lebih baik bagi Kab. Bandung. Selama ini pembangunan di Kabupaten Bandung hanya sebatas rutinitas yang tidak mengubah apa-apa.
“Inilah cacat demokrasi yang sesungguhnya, proses yang berintegritas (pilkada damai), tetapi tidak menghasilkan hasil yang berintegritas. Sebagai warga Kabupaten Bandung kita semua tidak pernah bangga, karena tidak ada yang dapat kita banggakan, kecuali tarikan napas ketika melihat tumpukan sampah, banjir, hutan gundul dan kekeringan,” beber Rudi.
Sisi lain dari Pilkada 2015, imbuh Rudi, telah membuat partai tidak dapat berbuat banyak karena calon yang menang merupakan calon independent yang berwajah dinasti. Kontrol partai melemah karena tidak lagi ada istilah “petugas partai”. Kondisi tersebut menurutnya sah menurut konstitusi, tetapi memproduksi kegamangan dalam lontrol.
Ke depan situasi tersebut tidak boleh terjadi lagi. Disinilah peran semua pihak untuk menciptakan pemilih cerdas sehingga hasil pemilu yang berintegritas akan menghasil produk yang berintegritas, kaya akan gagasan dan lompatan kreativitas yang dapat membuat kita bangga sebagai warga Kabupaten Bandung.
“Tetapi kami, PDI Perjuangan Kabupaten Bandung tetap menghormati terhadap apapun hasil yang ditampilkan. Kami percaya memang tidak mudah membangun masyarakat dengan kendala kanan, kiri, atas bawah depan belakang selalu menjadi teman setia dalam proses pengambil kebijakan,” tukasnya. ***