Pegiat Lingkungan; Kampanye Soal Sampah Jangan Cuma Sebatas Verbal

SOREANG – Masyarakat masih menganggap sampah adalah permasalahan. Tapi di tangan Dedi Kusmayadi, warga Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, sampah bisa ia sulap jadi bernilai ekonomis.
“Sampah akan menjadi masalah jika terus dibiarkan. Dengan sampah yang saya peroleh dari sekitar rumah, lalu saya kumpulkan untuk diolah,” kata Dedi saat ditemui di Pameran Pekan Hari Lingkungan Hidup di Komplek Pemerintahan Kabupaten Bandung, Soreang, Selasa (25/7/17).
Dedi mendirikan Bank Sampah Mitra Mandiri sejak 2013 lalu. Menurutnya jika sampah produksi masyarakat sebagian besar adalah sampah non organik yang berbentuk plastik, kertas ataupun logam, maka sampah tersebut dapat didaur ulang sehingga bermanfaat. “Salah satu contoh sampah plastik kita daur ulang menjadi tas dan taplak meja,” sebutnya.
Tidak ingin menjadi single fighter dalam mengentaskan permasalahan sampah, Dedi bersama rekannya di Bank Sampah Mitra Mandiri tengah bergerilya ke setiap desa di Kabupaten Bandung mengkampanyekan pengelolaan sampah untuk dijadikan barang layak pakai.
Ia mengaku sempat dihadang oleh berbagai hambatan diantaranya bahkan sempat dituding mau mengelabui masyarakat. “Padahal kami inisiatif sendiri tanpa adanya intervensi pemerintah daerah. Bagi kami sampah bisa jadi teman baik jika masyarakat mau memperdalami tentang pengelolaan sampah,” terangnya.
Ia pun sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari salah satu masyarakat desa di Kabupaten Bandung yang menyebutkan dirinya mendompleng nama Bank Sampah Mitra Mandiri? sebagai ajang eksistensi dirinya semata.
?”Tapi saya yakin perjuangan kami akan menjawab semua pertanyaan masyarakat yang underestimate terhadap perjuangan kami,” ujarnya.
Kendati begitu Dedi mengakui jika selama ini program yang disampaikan pemerintah kepada masyarakat mengenai program pengelolaan sampah menurutnya akan menjadi hal yang sia-sia jika terus menerus disampaikan dalam sosialisasi verbal semata.
“Ketika pemerintah tidak memberikan wadah tetapi terus mensosialisasikan tentang pengelolaan sampah, sampai kapanpun akan percuma, karena sejatinya harus ada praktek,” tandasnya.