BANDUNG – Sejumlah pejuang veteran khususnya yang terlibat dalam peristiwa Bandung Lautan Api (BLA), diberi santunan oleh Pemkot Bandung sebesar Rp 62,5 juta. Pemberian santunan dana kesehatan itu dilakukan setelah pihak Pemkot Bandung berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
“Kami dari Pemkot Bandung dan BAZNAS akan memberikan santunan kepada para pejuang veteran yang hadir di sini sebesar Rp 62,5 juta,” ungkap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam sambutannya saat jadi inspektur upacara peringatan peristiwa BLA di Lapangan Tegallega, Jl Astanya Anyar, Kamis (24/3/16).
Ridwan berujar para pejuang jangan melihat dari nilai besar kecilnya santunan yang diberikan, tapi harus dilihat dari niat baik Pemkot Bandung yang senantiasa selalu memperhatikan dan mengucapkan terima kasih kepada para pejuang yang dulu berjuang demi Kota Bandung.
Emil berjanji untuk senantiasa memelihara dan membangun Kota Bandung, serta mendoakan para pejuang baik yang masih hidup maupun yang sudah gugur dalam peristiwa heroik di Kota Bandung di peristiwa BLA.
“Saya doakan agar para pejuang yang hadir di sini selalu diberi kesehatan. Sedangkan bagi mereka yang gugur semoga kebaikannya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah,” ucapnya.
Pada upacara peringatan peristiwa BLA ke-70 ini, ribuan pelajar SMP dan SMA se-Kota Bandung dengan khidmat mengikuti prosesi upacara bersama para veteran, TNI, Polri, PNS Kota Bandung, Karang Taruna, Linmas dan komunitas.
Sebelumnya Rabu (23/4) malam ribuan siswa itu melakukan long march pawai obor sepanjang 10 kilometer dari Lapangan Tegalega sampai Plaza Balai Kota Bandung. Mereka tetap antusias kendati berjalan kaki di bawah guyuran rintik hujan.
Saat upacara peringatan, Ridwan Kamil menekan tombol sirine selama beberapa saat untuk mengheningkan cipta mengenang jasa para pahlawan, setelah sebelumnya dilakukan prosesi pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibraka Kota Bandung.
“Peristiwa ini merupakan simbol kesetiaan warga Kota Bandung terhadap Republik Indonesia. Dalam sejarah di republik ini tidak ada masyarakat seperti warga Bandung yang begitu berkorban dan besarnya harga yang harus dibayar untuk memperjuangkan tegaknya NKRI,” kata Ridwan.
Perjuangan belumlah usai, karena memperjuangkan martabat bangsa masih belum selesai. “Tidak ada pilihan kecuali mengokohkan pondasi bangunan bangsa ini dengan menggali potensi-potensi yang dimiliki di segala bidang. Saya titip pada para pelajar, kejarlah cita-citamu dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas untuk membangun Bandung Juara,” tandas walikota.
Ridwan menyemangati jika perjuangan saat kemerdekaan dengan mengangkat senjata, maka perjuangan saat ini adalah merealisasikan gagasan-gagasan untuk membangun Bandung Juara. “Dengan menunjukan prestasi kita, itulah cara terbaik menghormati para pendahulu pejuang kita,” kata dia.
Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 24 Maret 1946 merupakan fakta sejarah yang mengukuhkan Bandung sebagai simbol kota yang melawan imperialisme, juga menyiratkan betapa kemerdekaan bangsa Indonesia bukan diperoleh secara cuma-cuma atau hadiah dari bangsa penjajah, tetapi dilalui dengan pengorbanan jiwa dan harta benda yang tak terhingga. (fik)