Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungPemkab Bandung Launching Gerakan Satapok

Pemkab Bandung Launching Gerakan Satapok

Bupati Bandung Dadang Naser menanam pohon beringin saat launching Gerakan Staapok di lahan Perum Perhutani Petak 73, Wayang Windu, Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari, Sabtu (27/1/18). by Humas Pemkab Bdg
Bupati Bandung Dadang Naser menanam pohon beringin saat launching Gerakan Staapok di lahan Perum Perhutani Petak 73, Wayang Windu, Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari, Sabtu (27/1/18). by Humas Pemkab Bdg

KERTASARI – Pemerintah Kabupaten Bandung meluncurkan Gerakan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (Satapok), di lahan Perum Perhutani Petak 73, Wayang Windu, Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari, Sabtu (27/1/18).

Selain untuk menyelamatkan kondisi Sungai Citarum saat ini, Gerakan Satapok juga sebagai upaya mendukung program Citarum Harum yang diinisiasi Pangdam III/Siliwangi.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH,S.Ip.,M.Si mengatakan, Grand Launching Satapok sesungguhnya merupakan evaluasi terhadap kegiatan penghijauan masa lalu. Menurut bupati gerakan ini harus memastikan kualitas dan kuantitas pohon yang ditanam dapat hidup dan menghasilkan sesuatu. Sehingga selain menjaga ekosistem kehidupan, akan ada dampak manfaat bagi kesejahteraan masyarakat yang merawatnya.

“Hal ini berdampak pula pada optimalisasi konservasi lingkungan kawasan tersebut, yang merupakan lokasi hulu sungai Citarum,” terang bupati dalam sambutannya.

Bersamaan dengan grand launching gerakan Satapok, Pemkab Bandung juga melakukan soft launching Sertifikat Pohon. Dadang menjelaskan, sertifikat pohon dimaksudkan untuk memperkuat upaya membangun kesadaran individu dan kolektif. Dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan Kawasan Hulu Sungai Citarum, bersama keterlibatan seluruh komponen masyarakat dari hulu maupun hilir.

“Di kawasan hulu dengan program Satapok, ada konsep bahwa pohon yang ditanam wajib hidup. Oleh karena itu pohon tersebut harus ada pemiliknya. Tapi bila pemilik pohon tersebut jauh dari lokasi rumah, harus ada pemeliharaan,” tutur Dadang. Karena itu pihaknya pun telah menyiapkan 120 orang dari LMDH untuk menguasai satu petak atau 80 pohon, dan pemilik harus menitip uang sebesar Rp 25 ribu per pohon.

Konsep leuweng hejo rakyat ngejo dengan Satapok, sudah diawali. Dengan begitu, untuk penanaman dan pemeliharaan pun masyarakat dapat uang. Dalam waktu enam bulan pohon tersebut tumbuh, lalu akan diberikan sertifikat pohon dan di akhir tahun akan ada nilai tunai dan satu tahun pohon akan diganti sebesar Rp 100 ribu dari dana CSR.

“Di awal dapat pemeliharaan, di tengah dapat sertifikat dan di akhir mendapatkan uang, dan sertifikat ini dapat diagunkan untuk pinjaman ke bank,”sebutnya.

Yang kedua, di kawasan hulu Sungai Citarum, ada Situ Cisanti di Petak 73, yang nanti menjadi lokasi pencangan oleh Presiden telah didiskusikan dengan Perhutani dan PJT yang akan di erkuat menjadi arboretum. Arboretum merupakan suatu kawasan untuk mengembalikan fungsi vegetasi dengan penanaman kembali dengan tanaman endemik yang sudah hilang.

“Itu akan menjadi rintisan taman hutan raya. Kalau di utara ada Tahura, nah di Kabupaten Bandung pun nanti akan ada Tahura Cisanti. Mudah-mudahan nanti pada moment presiden rintisan Tahura-nya bisa dicanangkan langsung oleh Presiden, karena mulai hari ini kami sudah tugaskan Kabid Konservasi, konsultasi untuk mengarah ke rencana Taman Hutan Raya,” jelas Dadang.

Asisten perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung H. Marlan, S.Ip.,M.Si menjelaskan secara teknis, Gerakan Satapok ini adalah gerakan untuk mengajak, memotivasi, memediasi, memfasilitasi membina dan melaporkan seluruh aktivitas penanaman pohon yang dilaksanakan di wilayah kabupaten Bandung.

“Baik oleh perorangan maupun kelompok, baik pada lahan yang disiapkan maupun pada lahan milik pribadi atau bukan milik pribadi, Satapok ini memiliki prinsip pohon yang ditanam menjadi pohon kesayangan. Sedangkan sertifikatnya merupakan wujud nyata kepedulian seluruh komponen masyarakat dalam menjaga dan memelihara ekosistem yang memberikan penguatan sistem dan akses prinsip hulu menanam hilir peduli,” terang Marlan.[]

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img