Petani Stroberi di Pasirjambu Keluhkan Anjloknya Harga Jual

oleh -24 Dilihat
oleh
Ibu-ibu PKK Kab Bandung bikin jus stroberi

PASIRJAMBU – Petani dan pelaku usaha pertanian stroberi di Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung mengeluhkan rendahnya serapan pasar. Padahal, dari sisi produksi pertanian stroberi saat ini di kawasan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali terbilang bagus.

Ketua Kelompok Tani Sugihmukti Mandiri Desa Sugihmukti Kec Pasirjambu Kab Bandung, Riswan Buhori mengungkapkan, setelah beberapa waktu lalu pertanian stroberi di Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali sempat terganggu, akhir-akhir ini produksi pertanian stroberi di tiga kecamatan ini terus membaik produktivitasnya.

Namun sayangnya, masalah yang saat ini dihadapi oleh para petani adalah serapan pasar yang rendah dan harga jual yang murah.

“Kalau produksi alhamdulilah mulai bagus lagi. Tapi masalah saat ini adalah serapan hasil produksi yang rendah. Otomatis harga jual juga jadi rendah, karena antara supply dan demand tidak seimbang. Kondisi ini terjadi lumayan lama,” kata Riswan, Selasa (26/9/17).

Menurutnya, serapan pasar industri saat ini menurun drastis. Biasanya, stroberi yang dipasok dari kelompok taninya dalam sebulan bisa mencapai 12 ton. Saat ini, menurun sekitar 2 ton perhari. Sedangkan untuk pasar konsumen eceran, dari biasanya perminggu mencapai 3,5 ton perminggu, kini anjlok hanya sekitar 1,5 ton perminggu.

Riswan bilang, produksi stoberi di poktan yang beranggotakan 120 orang petani ini, dulu dengan luas lahan 40 hektar menghasilkan antara 25 hingga 30 ton perhari. Namun sayangnya, jumlah lahan pertanian di kelompoknya itu telah menyusut menjadi sekitar 10 ha. Penyusutan ini terjadi saat beberapa waktu lalu terjadi kerusakan tanaman stroberi.

“Kondisi ini diperparah oleh rendahnya serapan pasar. Baik dari industri maupun konsumen umum. Kalau industri, katanya mereka mulai melakukan impor dari luar negeri. Tak hanya itu saja, fluktuasi harga juga terjadi karena harga jual yang tidak teratur atau tidak ada patokan harga dari setiap petani dan bandar. Jadi, semacam saling banting harga saja. Padahal kalau dari sisi produksi saat ini mulai bagus lagi,” ungkapnya.

Baca Juga  FKBS Harus Berasa Manfaatnya Bagi Warga

Harga jual saat ini, jelas Riswan, rata rata Rp 15 ribu perkilogram untuk varietas California dan Rp 20 ribu untuk varietas Calibre. Meski masih ada keuntungan, kata dia, harga jual tersebut sangat rendah. Karena idealnya untuk varietas California Rp 25 ribu perkilogram dan Rp 30 ribu perkilogram untuk varietas Calibre. Apalagi dulu harga stroberi perkilogram pernah mencapai Rp 70 ribu.

Riswan berharap, agar harga jual stroberi ini stabil. Sebaiknya pemerintah melakukan mediasi dengan semua para petani dan para pengepul atau bandar yang ada di tiga kecamatan itu, untuk membentuk suatu paguyuban. Dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga dan tidak seperti saat ini yang saling banting harga tanpa menghiraukan biaya produksi dan margin yang rasional.

“Memang harus ada paguyuban yang bisa mengatur dan menetapkan harga. Sehingga persaingan usahanya jadi sehat, tidak saling menjatuhkan seperti saat ini. Nah, saya rasa yang bisa memediasi mengumpulkan kami para petani dan pedagang ini dari pemerintah. Karena sayang sekarang produksi sudah mulai bagus lagi,”kata Riswan.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.