SOREANG,balebandung.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ir. Ina Dewi Kania menyatakan bahwa dengan adanya bazar pangan murah yang dilaksanakan di 13 kecamatan di Kabupaten Bandung bisa menggerakkan potensi ekonomi masyarakat sebesar Rp 1,3 miliar.
Ina Dewi mengatakan, bazar pangan murah itu sudah dilaksanakan di Kecamatan Ibun, Solokanjeruk, Ciwidey, Pacet, Cimaung, Kertasari, Pangalengan, Ciparay, Cimenyan, Pasirjambu, Soreang, Rancaekek, Cikancung terkahir di Kecamatan Cileunyi.
“Manfaat bazar pangan murah yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan itu, masyarakat atau konsumen bisa membeli dengan harga yang layak dari para pelaku usaha atau produsen di Kabupaten Bandung,” kata Ina Dewi Kania di Soreang, Senin (26/12/2022).
Menurutnya, dalam pelaksanaan bazar pangan murah ini bekerjasama dengan Toko Tani Indonesia. “Sayuran langsung dari para petani. Termasuk dalam pengadaan telur kerjasama dengan para peternak. Kita juga kerjasama dengan agro Jabar dan warung digital, khususnya dalam pengadaan minyak goreng dan beras,” kata Ina Dewi.
Ia mengatakan dengan adanya bazar pangan murah ini masyarakat petani bisa menjual langsung kepada para konsumen dan harga yang dijual sesuai dengan harga pasar.
“Manfaatnya pula konsumen menerima tak terlalu mahal dan petani bisa menjual dengan harga yang layak pula, sehingga kedua pihak saling diuntungkan,” ujarnya.
Ina Dewi menyebutkan dalam pelaksanaan bazar pangan murah itu, salah satu contoh bawang merah mengambil dari petani asal Cimenyan Kabupaten Bandung. Selain itu telur, gula merah, beras, daging ayam, daging sapi dan aneka sayuran, yang diambil langsung dari para petani, peternak atau pembudidaya di Kabupaten Bandung.
“Dalam pelaksanaan bazar pangan murah ini juga, ada subsidi harga setelah Pemkab Bandung bekerjasama dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional), terutama dalam pengadaan beras dan telur,” katanya.
Menurutnya, dalam pemberian subsidi itu, misalnya pada komoditas beras, telur yang cenderung mengalami peningkatan harga jual di pasaran. Meski begitu, masyarakat tetap membeli dengan harga pasar.
“Misalnya harga telur Rp 30.000/kg, masyarakat tetap bisa membeli Rp 28.000/kg, tetapi produsen tetap mendapatkan harga Rp 30.000/kg karena sudah disubsidi Rp 2.000 oleh pemerintah. Misalnya beras, harganya Rp 12.000 sampai Rp 13.000/kg, para petani disubsidi Rp 2.000/kg, dan masyarakat belinya tetap dengan harga Rp 10.000,” katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya program bazar pangan murah ini, pembudidaya tetap diuntungkan karena harga pasar. Begitu juga masyarakat diuntungkan karena membeli dengan harga pasar. “Bazar pangan murah ini sudah dilaksanakan dua bulan terakhir ini,” katanya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan juga sedang melakukan pendistribusian bantuan dari Bupati Bandung untuk pengemudi ojek online (ojol) di Kabupaten Bandung.
“Bantuan paket sembako itu sudah mulai dibagikan kepada ojol pada kegiatan Gebyar Tahun Baru dan Pesta Rakyat di Dome Bale Rame Soreang,” katanya.***