Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungPresiden Jokowi ke Situ Cisanti Kertasari Pantau Rehabilitasi Citarum

Presiden Jokowi ke Situ Cisanti Kertasari Pantau Rehabilitasi Citarum

Presiden Jokowi saat konferensi pers di kawasan Situ Cisanti, KecKertasari, Kab Bandung, Kamis (22/2/18). by iwa/bbcom

BANDUNG – Presiden Joko Widodo akan mencanangkan “Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum” di Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Kamis (22/2/18).

Situ Cisanti merupakan sumber mata air atau hulu dari Sungai Citarum. Pencanangan ini sekaligus akan menjadi payung hukum dalam pelaksaan program dan kegiatan secara terintegrasi di Sungai Citarum.

Dalam pencanangan tersebut, Presiden Jokowi akan melakukan penanaman pohon secara simbolis diikuti penanaman oleh masyarakat tani sebanyak 1.000 Pohon. Juga akan digelar dialog publik dan kegiatan pameran yang akan diisi oleh stakeholder yang terlibat langsung dalam upaya pengelolaan Sungai Citarum.

“Kegiatan massal diperlukan untuk membangun kembali semangat menjaga lingkungan dan menumbuhkan budaya cinta sungai. Akan hadir sekitar 3.000 orang dari kalangan pemerintah, baik pusat, provinsi, hingga kabupaten. Juga kalangan industri, tokoh masyarakat, penggiat lingkungan hidup, dan akademisi,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Anang Sudarna kepada wartawan di Bandung, Rabu (21/2/18).

Anang menjelaskan, kondisi Sungai Citarum yang makin tercemar memang memerlukan sinergitas program dan kegiatan di jajaran pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebab Sungai Citarum sepanjang 269 kilometer itu, mengalir di 12 wilayah administrasi kabupaten/kota itu, sudah menjadi sumber penghidupan bagi 28 juta masyarakat di Jawa Barat dan sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.

“Sungai Citarum memiliki peran yang sangat strategis. Selain mengaliri areal irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar, juga menjadi urat nadi kehidupan 28 juta masyarakat. Kalau tidak sinergis, apapun programnya, Citarum akan tetap seperti ini. Kuncinya adalah integrasi semua kementerian, lembaga, pemerintah pusat,pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota,” papar Anang .

Pemprov Jabar menurutnya udah banyak membuat program dan kegiatan untuk menanggulangi pencemaran dan kerusakan Citarum seperti Gerakan Citarum Bergetar dan diteruskan dengan Gerakan Citarum Bestari. Kedua kegiatan itu melibatkan semua pihak dengan pendekatan struktural, non struktural dan kultural.

“Namun hasilnya belum optimal, Sungai Citarum masih tercemar. Kini, pemerintah pusat memberikan perhatian penuh dengan melibatkan TNI AD, kepolisian dan seluruh lapisan masyarakat dengan Gerakan ‘Citarum Harum’,” kata Anang.

Ia menjelaskan, Gerakan Citarum Harum Bestari difokuskan kepada perubahan pola pikir, sikap dan perilaku untuk menjaga lingkungan yang sebelumnya sudah dirintis pula oleh Dinas Lingkungan Hidup Jabar melalui program Kampung Berbudaya Lingkungan/ Eco Village.

Untuk kegiatan itu, TNI telah bekerja keras melestarikan Sungai Citarum dengan melibatkan seluruh personil sebanyak 3.024 orang yang dibagi dalam 22 sektor. Kegiatan yang dilakukan seperti penghijauan, pengendalian pencemaran dari domestik dan industri, penanggulangan sampah dan lainnya.

“Ternyata apa yang kita lakukan mendapat perhatian dari presiden. Presiden pun mencanangkan ‘Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum’. Tujuannya supaya penanganan Citarum dapat diselesaikan oleh semua level pemerintahan maupun seluruh masyarakat dari hulu sampai hilir. Tidak hanya itu, juga tengah disusun Raperpres Penataan DAS Citarum yang merupakan payung hukum dalam pelaksaan program dan kegiatan secara integrasi,”pungkasnya. []

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img