BANDUNG, Balebandung.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki pusat komando baru yang berlokasi di Gedung B atau sebelah Gedung Sate Bandung. Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan pusat komando tersebut tersebut, Selasa (10/3/20).
Pusat komando yang diberi nama Jabar Command Center (JCC) merupakan bagian dari upaya Pemprov Jabar merespons dengan cepat fenomena dan isu yang berkembang di masyarakat.
“Alhamdulillah, hari ini Jabar Command Center kita resmikan. Bisa dilihat ini kantor yang sangat sibuk, karena Jawa Barat ingin jadi provinsi yang sangat responsif dan tanggap terhadap isu-isu yang sifatnya harian dan mungkin jam,” kata gubernur usai peresmian.
Menurutnya, JCC memiliki dua fungsi utama yakni pusat informasi bagi kebutuhan pimpinan dan pembentukan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam merespons sesuatu.
“Command Center ini fungsinya dua, bisa pada saat kepala daerah membutuhkan data, datang ke sini atau ada SOP – bentuknya harian, mingguan – di mana data-data yang dianggap penting, perlu diketahui oleh kepala daerah, itu akan direkap lalu disampaikan,” jelasnya.
JCC memiliki fungsi utama sebagai pengolah dan penyaji data-data kebencanaan secara digital yang bersumber dari kabupaten/kota. Seperti diketahui, Jabar merupakan provinsi dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.
Selain data kebencanaan, JCC memiliki video analitik dari kamera pengawas (CCTV) yang sudah dilengkapi sistem penghitungan jumlah sebuah obyek. Sehingga petugas JDS bisa mengetahui titik-titik mana saja yang sedang saat ini sedang padat atau ada kerumunan massa.
JCC juga memantau pergerakan isu terkini di media sosial hingga ke tingkat kabupaten/kota sehingga masyarakat pun dapat memantaunya sendiri.
Selain pusat komando, JCC juga dilengkapi pusat layanan, ruang rapat, dan wahana publik yang dipakai Jabar Digital Service (JDS) atau Pusat Layanan Digital, Data dan Informasi Geospasial. Wahana publik dilengkapi fasilitas studio yang akan memberikan informasi tentang potensi dan program-program digital di Jabar.
Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar Setiaji, JDS merupakan unit di bawah Diskominfo yang menjadi operator manajemen JCC.
“JDS kita bentuk tahun lalu, ada di bawah Diskominfo Jabar dan dikepalai kepala UPT. Selain ASN, ada juga anak-anak muda yang kami rekrut untuk mengisi dan mengakselerasi program-program digital di Jabar,” paparnya.
Setiaji menjelaskan, JDS bertugas membuat dan mengembangkan aplikasi digital sesuai kebutuhan masyarakat. “Nah, teman-teman di JDS inilah yang mengembangkan aplikasi – seperti Sapawarga – mulai dari mendesain sampai interface-nya supaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Selain JDS, JCC juga memiliki divisi lain terkait konten program pembangunan yang ada di Jabar. “Ada juga divisi lain yang berkaitan dengan konten komunikasi, supaya kita bisa menginformasikan program-program digital atau program lain, ada developer dan ada juga data analisnya,” ungkap Setiaji.
Setiaji menambahkan, Pemda Provinsi Jabar telah menghibahkan dana kepada empat kabupaten dan telah kini telah memiliki command center masing- masing. Keempat kabupaten itu yakni Pangandaran, Garut, Cirebon, dan Indramayu.
Sementara tahun ini Pemda Provinsi Jabar menargetkan sembilan daerah lagi memiliki command center. “Tahun ini ada sembilan (kabupaten/kota), saat ini sedang tahapan untuk ditender,” ungkap Setiaji.
Setiaji berharap JCC menjadi salah satu wahana sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders pembangunan. “Ini untuk mewujudkan Jabar Digital Province (JDP),” tandasnya.
Selain operasionalisasi JCC, JDS selaku operator berfokus mengimplementasi empat program pembangunan Jawa Barat, yaitu Desa Digital, pengembangan Super Apps Sapawarga, penyempurnaan aplikasi satu data, open data dan satu peta. ***