RANCAEKEK, Balebandung.com – Satgas Cirarum Harum Sektor 21 Subsektor 02 Cileunyi melokalisir saluran pembuangan limbah PT. Celebit Circuit Technologi Indonesia, Jalan Buahdua No.168 Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (18/3/20).
Komandan Sektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat menyatakan, PT Celebit kedapatan buang limbah kotor. Meski pihak pabrik berkilah terdapat human error (kesalahan manusia/karyawan), yang jelas, sesuai bukti di lapangan Sektor 21 melakukan tindakan penutupan lubang pembuangannya.
“Silahkan perbaiki, parameter kita tetap, air yang keluar harus bening, dan ada ikan koi yang hidup. Setelah itu beres, kita akan cek lagi,” kata Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat.
Terkait penindakan hukumnya, Kol Inf Yusep mengatakan hal itu diserahkan kepada pihak yang berwajib. “Saya tidak akan mencampuri masalah hukum dan pembinaan,” tukasnya.
Lokalisir (menutup) saluran pembuangan limbah yang dilakukan anggota Satgas Citarum atas perintah Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat.
Dansubsektor 21-02 Cileunyi Serma Bernando Cavio mengatakan penemuan cairan limbah berwarna ini terjadi pada hari Selasa (17/3), atas laporan dari masyarakat yang diduga limbah berwarna mengalir di anak Sungai Cikeruh.
Satgas Sektor 21 Subsektor 21-2 Cileunyi langsung mengecek dan menyusuri sumber cairan tersebut, dan menemukan cairan tersebut bersumber dari PT Celebit.
“Atas temuan ini, kami langsung laporkan ke Komandan Sektor 21. Berdasarkan temuan dan tingkat pencemaran (berwarna dan berbau). Hal ini tidak bisa ditolerir, kami diperintahkan untuk menutup sementara lubang pembuangan limbah,” jelasnya.
Sementara, Arif selaku HRD GA PT Celebit mengakui cairan berwarna yang mengalir ke sungai memang dari pabriknya. Arif menjelaskan terjadinya hal tersebut karena dua faktor, yakni kebocoran dan kesalahan karyawan/operator.
“Kebocoran dari pipa saluran CuCl (tembaga klorida) masuk ke saluran pengolahan limbah. Sehingga di IPAL tersebut tidak bisa terproses, dan akhirnya ketahuan di outlet. Setelah keluar ada endapan endapan biru,” jelas Arif.
Pihaknya mencoba lakukan perbaikan agar IPAL pabrik ini bisa berjalan normal kembali. Arif menerangkan limbah cair yang diolah perusahaan ini merupakan sisa scruber dan printing elemen PCB (Printed Circuit Board). Sementara untuk cairan CuCl (Tembaga Klorida) diolah oleh pihak ketiga. ***