SOREANG – Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mengaku sudah melakukan pendampingan terhadap Ny Wasmini (34) ibu dari kembar dempet Candra, warga Kp. Pasirkunci RT 01 RW 08 DesaCipanjalu Kec.Cilengkrang Kab.Bandung.
Menurut Dinkes pihaknya melalui Puskesmas Cilengkrang sudah memonitor sejak kehamilan Wasmini dan diikuti terus perkembangannya hingga ia melahirkan dengan kondisi bayi kembar siam dempet seberat 4.500 gram keduanya, dengan panjang badan 48 cm.
Kepala Puskesmas Cilengkrang dr Lidia Hermawan mengatakan pihaknya selalu memonitor ibu-ibu hamil, terutama yang beresiko tinggi seperti yang dialami Ny Wasmini.
“Kami sudah mengetahui kandungan Ibu Wasmini itu sejak 2 April 2017 dengan usia kandungan 27 minggu. Kader kami memantau terus hingga usia kandungannya mencapai 32 minggu. Setelah melihat hasil USG, maka kami dari Puskesmas Cilengkrang memberi rujukan untuk melahirkan di Rumah Sakit Ujungberung. Setelah di-USG ulang, kemudian dari Rumah Sakit Ujungberung juga dirujuk lagi ke RSHS Bandung sejak 10 Juni 2017 dan dari situ diketahui kalau kandungan Ibu Wasmini janinnya kembar siam,” terang Lidia kepada wartawan saat ditemuio di Kantor Dinkes Kab Bandung di Soreang, Rabu (20/9/17).
Memang pada 4 Juli 2017, Wasmini rencananya mau dioperasi Sectio Caesarea (SC), tapi terkendala alat operasi yang ada di RSHS sedang rusak, maka oleh pihak RSHS akan dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.
“Jadi sejak awal kami sudah turun tangan melaksanakan pendampingan. Bahkan tadinya Ibu Wasini ini tidak punya BPJS Kesehatan, kami buatkan BPJS-nya sehingga biaya perawatannya bisa dijamin BPJS,” imbuh Lidia.
Kepala Dinkes Kab Bandung dr. H. Achmad Kustijadi, M.Epid menambahkan kalaupun BPJS tersebut tidak bisa mengakomodir biaya lebih, maka pihaknya sudah menyiapkan Jaminan Persalinan. “Kalau memang biaya yang diklaim rumah sakit kekurangan di-cover BPJS, nanti yang Jampersal akan dikeluarkan untuk mem-back up,” imbuh dr Dedi.
Diberitakan sebelumnya, sudah hampir tiga bulan Candra Supriatna dan Candra Supriyadi, bayi kembar siam dempet perut, terpaksa ditinggalkan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung oleh orangtuanya.
Karena keterbatasan biaya operasi pemisahan, operasi belum bisa dilakukan karena masih menunggu hasil rapat tim dokter untuk menyusun kerangka operasi pemisahan bayi tersebut. Mengingat meskipun terdapat dua jantung di dalam tubuh bayi kembar siam itu, namun hanya ada satu kantung saja dan tulang rusuk keduanya menyatu.
Kini kondisi bayi masih belum stabil dan mengidap gangguan pernafasan. Orang tua bayi hanya bisa berharap agar Pemkab Bandung bisa segera turun tangan untuk membantu dan meringankan beban operasi pemisahan.