BANDUNG – Berbagai lembaga survey telah mengeluarkan hasil surveynya terhadap keempat pasangan Cagub-Cawagub Jawa Barat 2018, terkait potensi untuk memenangkan kursi nomor satu di Jawa Barat.
Hampir semua survey menempatkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul sebagai pemenang dan Tubagus Hasanuddin (Kang Hasan) dan Anton Charliyan (Kang Anton) sebagai paslon yang memiliki polling terendah dari ketiga paslon lainnya.
Meski begitu, Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan DR. Emrus Sihombing, M.Si, mengatakan, hasil survey yang beredar tidak bisa dijadikan jaminan kemenangan oleh para pasangan calon.
Menurutnya, hasil survey yang diberikan kepada masyarakat hanya bersifat sesaat dan tidak dilakukan secara mendalam. Sehingga, hal tersebut tidak bisa menjadi penentu kemenangan.
“Tidak ada jaminan menang dari hasil survey, karena itu potret sesaat. Itu tidak bisa dijadikan pegangan mutlak dalam menentukan pemenangnya,” tukas Emrus saat dihubungi via telepon, Minggu (25/3/18).
Emrus yang juga Dosen Pascasarjana UPH ini menilai, seharusnya para surveyor tidak hanya memberi tahu hasil surveynya, tetapi juga memaparkan metodologi yang digunakan. Metodologi tersebut, tandas Emrus, menentukan kualitas dan keabsahan hasil survey tersebut.
“Selain itu, kita harus tahu pembiayanya siapa, apakah dari kelompok yang netral, itu semua harus dibongkar ke publik agar masyarakat tahu,” bebernya.
Emrus menambahkan, hasil survey bisa menjadi penggiring opini masyarakat dalam menentukan pilihan. Oleh karenanya ia menghimbau, agar masyarakat Jawa Barat lebih jeli dalam menentukan calon pemimpinnya.
Menurutnya, yang paling penting adalah memilih pemimpin Jawa Barat berdasarkan sosok dan program yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan di Jawa Barat, bukan berdasarkan hasil survey.
“Mana program yang bisa menjadi solusi bagi rakyat Jawa Barat, maka itulah yang harus dipilih oleh masyarakat Jabar. Bukan berarti mereka yang tingkat surveynya lebih baik otomotis baik programnya, belum tentu,” tegasnya.
Emrus berpesan kepada para paslon, untuk tidak terlena dengan hasil survey dan tetap bekerja keras untuk memenangkan hati rakyat. Caranya, imbuh dia, adalah dengan mendekati dan merangkul rakyat secara langsung baik door to door maupun dibantu melalui sosial media.
Selain itu, para calon menjelaskan secara langsung program kepada kepada masyarakat Jawa Barat. “Program yang ditawarkan program yang sifatnya terukur dan menjawab persoalan masyarakat, tidak hanya konseptual dan retorika,” pungkasnya. []