BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bertekad mengembalikan trotoar Kota Bandung seperti dulu, saat dirinya mengenyam bangku pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Banjarsari, Kota Bandung. Ridwan bercerita saae mau berangkat sekolah, uang bekelnya hilang dan memaksa untuk berjalan kaki dari sekolah sampai rumahnya di kawasan Dago Timur.
“Saya ingin berbagi pengalaman. Sejak kecil saya tinggal di Dago Timur. Waktu itu saya bersekolah di SD Banjarsari. Suatu hari, saya kehilangan uang ongkos dan memaksa saya untuk berjalan menuju rumah. Namun kondisinya saat itu trotoar nyaman untuk digunakan berjalan kaki. Maka dari pengalaman tersebut, ketika saya dipercaya menjadi Walikota Bandung, saya berkesempatan mengubah lagi kota tercinta ini supaya layak bagi pejalan kaki,” tutur Ridwan Kamil saat peresmian trotoar di Jalan Dago, Minggu (19/2/17).
Emil berserta penyandang disabilitas dan ratusan masyarakat Bandung berbaur berjalan kaki sejauh kira-kira 5 kilometer sebagai bentuk ajakan kepada semua masyarakat Kota Bandung bahwa dengan berjalan kaki akan membuat badan sehat.
Sesuai dengan jargon yang disampaikan Ridwan Kamil dalam acara tersebut yaitu “Takut Melar? Jalanlah di Trotoar”. Ungkapan ini sebagai bentuk seruan Walikota Bandung dalam mengembalikan budaya jalan kaki.
Menurutnya, dari 19 trotoar yang sudah diperbaiki, Jalan Ir H Juanda atau Dago jadi salah satu contoh jalan yang panjang dan lebar, juga ruang ekologinya yang memadai. Selain itu disediakan jalur khusus disabilitas. Namun tidak hanya sampai ini, Emil memiliki impian akan membuat semua trotoar di Kota Bandung indah dan layak digunakan bagi pejalan kaki.
“Dari 19 paket trotoar yang diperbaiki, kenapa saya memilih Jalan Ir H Juanda, karena ini paling keren dan paling istimewa. Juga ini menunjukan pedestrian yang lebar dan ruang ekologinya yang memadai. Pemerintah Kota Bandung setiap tahunnya menyicil revitalisasi 15-20 paket pengerjaan. Sehingga lambat laun trotoar di Kota Bandung semuanya menjadi bagus dan nyaman,” tuturnya.
Selain itu, Ridwan Kamil mengintruksikan kepada dinas-dinas terkait, dalam membangun sarana dan prasarana publik harus memikirkan penyandang disabilitas, karena hak berjalan kaki dimiliki seluruh masyarakat Kota Bandung.
“Saya sering mengintruksikan kepada seluruh dinas terkait untuk berpikirlah seperti mereka (disabilitas) yang menggunakan. Karena hak berjalan kaki ialah hak semua masyarakat Kota Bandung,” ucapnya
Emil menambahkan, trotoar itu tidak hanya diperuntukan bagi pejalan kaki saja, tetapi untuk orang yang ingin beristirahat juga. Maka dari itu, Pemkot Bandung menyediakan tempat duduk untuk semua masyarakat khususnya lansia untuk bisa istirahat saat berjalan kaki.
“Trotoar bukan hanya untuk pejalan kaki, namun di situ harus ada juga tempat beristirahat. Karena, bagi para lansia semua itu sangat dibutuhkan untuk menunjang kebiasaan berjalan kaki. Kami sediakan bangku-bangku untuk mereka duduk dan santai. Selain itu, saya pasang lampu ini terinspirasi dari Eropa dan juga tanaman indah yang alami. Juga bola untuk melindungi pejalan kaki dari pengguna mobil yang suka naik ke trotoar, selanjutnya papan informasi untuk memberikan petunjuk bagi semua pendatang khususnya turis yang sering datang ke Bandung karena Bandung merupakan Kota Wisata,” ungkapnya.
Salah seorang disabilitas Nono memberikan apresiasi kepada Pemkot Bandung karena sudah memberikan fasilitas kepada kaum disabilitas. Sehingga membuat mobilitas kaum disabilitas disamaratakan dengan masyarakat lainnya.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Bandung dan Wali Kota Ridwan Kamil karena sudah memberikan fasilitas jalan yang diperuntukan bagi kami (penyandanh disabilitas),” ucapnya.
Ia juga memiliki harapan besar kepada Pemkot Bandung dengan program-programnya yang lain akan memberikan hak-hak penyandang disabilitas di Kota Bandung.
“Semoga kedepannya banyak lagi program sarana dan prasarana publik yang pro bagi penyandang disabilitas. Sehingga kami akan merasakan pembangunan sebuah kota yang ramah dan nyaman untuk dinikmati semua penyandang disabilitas,” harapnya.
Kegiatan jalan kaki dari jalan Ir H Juanda sampai Pendopo Kota Bandung sendiri melewati jalan-jalan protokol Kota Bandung seperti Jalan Ir H. Juanda, Jalan Merdeka, Jalan Braga, Jalan Asia-Afrika dan berakhir Pendopo Kota Bandung Jalan Dalem Kaum.