KERTASARI – May Day 2018, yang diikuti 2.500 pekerja/buruh Kabupaten Bandung, diperingati dengan kegiatan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (SATAPOK) menanam 1.000 pohon. Acara yang digagas bersama antara Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung dengan 12 serikat pekerja/serikat buruh tersebut dilaksanakan di Situ Cisanti Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari, Sabtu (5/5/18).
Meskipun diisi dengan kegiatan mendukung Program Citarum Harum, dalam kesempatan itu para buruh tetap menyampaikan aspirasinya. Dalam pernyataan sikapnya, perwakilan buruh menyampaikan pernyataan sikap terkait penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA), formulasi penetapan upah minimum, pelayanan jaminan sosial dan penegakan hukum ketenagakerjaan.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Si mengapresiasi acara peringatan yang dikemas dengan kepedulian terhadap lingkungan tersebut. “Saya sangat mengapresiasi kepedulian para buruh Kabupaten Bandung terhadap kelestarian lingkungan. Pernyataan sikap yang disampaikan juga sangat wajar dan tetap tajam, walaupun tidak turun ke jalan,” ucap Bupati dalam sambutannya.
Terkait aspirasi perihal formulasi penetapan upah minimum, dia mengatakan ketiga unsur tripartit (pemerintah, dunia usaha dan serikat pekerja) sepakat untuk membuat tim khusus. “Kita sepakat membuat tim khusus pengawasan terhadap sistim pengupahan dan kesejahteraan buruh. Tim bersama Pemkab, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan serikat pekerja Kabupaten Bandung, ayo kita duduk bersama mengkaji solusi di mana letak dari permasalahannya,” ujar Dadang Naser.
Perihal aspirasi terhadap aturan penggunaan TKA, Dadang menyebut bukan hanya aturan yang perlu dihapus, melainkan skill tenaga kerja juga harus ditingkatkan. “Tadi aspirasinya, minta aturan TKA dihapus. Di samping harus dihapus, kita juga harus mampu berdaya saing, kinerja harus produktif dan berbasis skill. Diresmikannya Balai Latihan Kerja (BLK) itu untuk mendorong tenaga kerja kita agar siap kerja dan siap menciptakan lapangan kerja,” imbuhnya.
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Kabupaten Bandung berada di angka 3,92%, sedangkan kemiskinan berada di angka 7%. Terpautnya angka kemiskinan yang lebih tinggi dari angka pengangguran ini, menurut Dadang karena masih banyaknya dunia usaha yang memberikan upah di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
“Tahun ini kita mengirim 500 tenaga kerja untuk belajar sambil bekerja di Jepang dan Korea Selatan, ini untuk memotong mata rantai kemiskinan. Kita kuatkan skill SDM-nya. Namun saya minta Apindo juga memperhatikan hak-hak para pekerjanya, kalau semua dikirim ke luar negeri, nanti dunia usaha juga yang bingung,” selorohnya.
Pada kesempatan yang sama, para buruh menyumbangkan 3.000 buah buku untuk perpustakaan desa. Dalam gebyar yang bertema ‘Sebagai Momentum Spirit Perjuangan, Stop Eksploitasi Tenaga Kerja dan Lingkungan Hidup’ itu juga diberikan penghargaan kepada para pekerja teladan serta menyediakan door prize dengan ragam hadiah menarik. Selain paket Umroh dan tour ke Bali yang disediakan panitia, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Apindo menyediakan pula door prize 5 paket tour ke Singapura. ***