SOREANG – Upaya mendukung program prioritas pembangunan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) menggenjot Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) kepada seluruh masyarakat khususnya anak dan ibu hamil.
Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser mengungkapkan, saat ini konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Bandung dinilai masih rendah, untuk itu bertepatan dengan Hari Ikan Nasional ke-5, di Lapang Upakarti, Soreang, Rabu (5/12/18), dirinya berpesan agar sosialisasi Gemarikan terus dilakukan secara rutin ke seluruh wilayah.
“Ini adalah bagian dari upaya sabilulungan masyarakat dan pemerintah, untuk mendukung Gemarikan. Beberapa waktu lalu, kita gaungkan juga agenda Samil (Sabilulungan Makan Ikan Lezat) ke sekolah-sekolah. Ya, tentu saja supaya SDM anak-anak kita meningkat, sehat, cerdas, ceria dan berahlak mulia,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Teh Nia sapaan akrabnya mengaku sangat bersemangat ikut mengkapanyekan Gemarikan melalui Samil kepada para seluruh undangan yang hadir. Menurutnhya, selain acaranya dikemas menarik dan santai, variasi menu ikan yang beragam, sangat lezat juga disajikan menarik, karena mendatangkan koki berpengalaman dalam pengolahannya.
“Acaranya cukup santai dan informatif, mudah-mudahan pesan supaya masyarakat gemar makan ikan ini bisa sampai. Apalagi tadi disajikan makan siang olahan ikan yang bervariatif dan lezat, ini bisa menginspirasi para ibu untuk memasak ikan,” ujar Teh Nia.
Dirinya berpesan agar Gemarikan bisa menjadi kebiasaan dan kebutuhan. Mengenai ketersediaan ikan, kata Teh Nia, masyararakat Kabupaten Bandung patut berbahagia karena dalam waktu dekat, Pasar Ikan Modern (PIM) akan hadir.
“Meski kita ga punya laut, tapi hadirnya PIM yang hanya ada 2 di Indonesia ini akan memberikan kemudahan kita untuk mengkonsumsi ikan segar di Kabupaten Bandung,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung H. Marlan, S.Ip.,M.Si menyebutkan, bahwa peningkatan SDM generasi milenial juga perlu dilakukan melalui peningkatan gizi anak anak.
Menurut Marlan, sebagai kabupaten yang punya potensi perikanan yang relatif besar, di mana produksi ikan pada tahun 2017 sebesar 17.000 ton, namun konsumsi ikan perkapita sebesar 20 kg/tahun jauh lebih rendah dibanding konsumsi ikan nasional sebesar 47,12 kg/kapita/tahun.
“Rendahnya konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Bandung ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang informasi kandungan gizi dan manfaat makan ikan. Padahal dilihat dari nilai gizi, daging ikan mempunyai kandungan protein yang lebih baik dari daging ayam dan sapi, lemak omega 3 yang sangat diperlukan tubuh dan juga dapat mencegah gangguan jantung koroner, serta kaya akan fosfor yang penting bagi sel dan metabolisme tubuh,” urainya.
Lebih lanjut Marlan mengatakan, berbagai langkah telah dilakukan sebagai upaya mendorong peningkatan konsumsi ikan. Salah satu upayanya, kata dia, yakni melalui safari ikan bagi siswa/siswi sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, serta pembangunan PIM di Kabupaten Bandung.
“Saya harap, peranan semua masyarakat bisa terdukung bersama para kader PKK untuk berinovasi menu olahan ikan yang praktis, sehat, aman dan lezat. Ini perlu kita gaungkan sebagai salah satu solusi meningkatkan konsumsi ikan juga gizi masyarakat untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas serta terciptanya generasi milenial gemar makan ikan,” ucap Marlan.***