BANDUNG – Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Kota Bandung diawali dengan Penandatanganan Deklarasi Antikorupsi yang dilakukan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil, Kepala Kejaksaan Negeri Bandung Agus Winoto, para pimpinan SKPD, serta perwakilan para guru dan siswa. Acara tersebut diinisiasi Kejari Bandung yang digelar di Pendopo Kota Bandung, Kamis (8/12/2016).
Kajari Bandung Agus Winoto mengatakan penandatanganan deklarasi tersebut merupakan komitmen bersama untuk mewujudkan Kota Bandung yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Pihaknya turut melibatkan para guru dan pelajar untuk memberikan pendidikan antikorupsi sejak usia dini.
“Kejaksaan melihat pentingnya pemahaman anti korupsi kita terapkan kepada adik-adik kita sejak dini supaya ke depannya kita lebih baik. Kita ingin menjadikan Kota Bandung ini menjadi kota yang bermartabat dan berwibawa,” ucap Agus.
Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam mendukung perwujudan gerakan antikorupsi kininjadi prioritas. Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu memerangi korupsi.
“Melalui momentum ini, saya mengajak masyarakat untuk merapatkan barisan dan untuk mendukung agenda pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan oleh presiden dengan Nawacita-nya untuk melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,” tegas Agus.
Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil pun mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia turut menorehkan penanya menandatangani komitmen antikorupsi dan menutup celah-celah korupsi di tubuh pemerintahannya.
Dalam pandangannya, korupsi terjadi karena dua hal, yakni adanya niat dan kesempatan. Korupsi diawali dengan niat untuk mendapatkan sesuatu di luar kelazimannya.
“Saya mengingatkan, mari segenap yang hadir di sini menguatkan lagi tekad kita, hindari niatan mendapatkan sesuatu, meminta sesuatu, sejak dari pikiran. Karena sejatinya manusia yang mulia adalah manusia yang memberi, bukan menerima,” ujarnya.
Celah kedua menurut Emil adalah kesempatan. Sebagai pemangku kebijakan, ia telah menjalankan serangkaian sistem untuk menutup celah-celah penyimpangan yang dapat berpotensi menjadi sumber korupsi. “Oleh karena, itu terus-menerus kita perbaiki sistem sehingga mengurangi kesempatan untuk menyiasati sistem itu,” imbuhnya.
Ia lantas mengajak para siswa yang hadir untuk menjadi bagian dari perubahan sosial demi mengikis paham-paham yang dapat mengarahkan mereka kepada perilaku korupsi.
“Kamu adalah calon pemimpin di masa depan. Sekarang belajar dengan rajin. Pelajari, dunia ini ada dua nilai. Dunia yang kamu lihat selalu ada nilai baik dan nilai buruk. Tinggal kamu harus punya kekuatan memilih menjadi anak sekolah yang penuh nilai-nilai kebaikan dan jauhi, tolak, nilai-nilai keburukan,” pesan walikota.