SOREANG – Wajah Sri Wahyuni Agustini, atlet angkat besi asal Kabupaten Bandung, tampak berseri-seri saat mengunjungi Rumah Dinas Bupati Bandung, Selasa (16/8/16) malam itu. Terlebih Yuni, sapaan akrabnya, bersama rombongan dari Perasatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Jawa Barat, diterima langsung Bupati Bandung Dadang Naser, yang ingin memberikan bonus kadeudeuh atas prestasi yang dicapai Yuni.
Karena permintaan, sesekali Yuni menunjukan medali perak yang diraihnya di ajang Olimpiade di Rio de Janeiro, Brazil. Bupati Bandung Dadang Naser tampak terharu, bangga sekaligus gembira karena warganya telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Ramah tamah pun berlangsung. Seakan tak hentinya Yuni melemparkan senyum. Satu persatu pertanyaan wartawan diladeni dengan ramah dan senang hati. “Medali ini saya persembahkan sebagai kado ulang tahun Indonesua dari saya,” ucap saat dikerubungi wartawan.
Terus, apa saja kado buat Yuni sendiri karena sudah berprestasi di ajang internasional? Tentu saja bukan sekadar bonus kadeudeuh dari Bupati Bandung. Yuni bilang dirinya bakal mendapatkan bonus rumah, tapi ia sendiri mengaku belum melihat rumahnya. Saat ditanya mendapat bonus uang Rp 2 miliar dari Kementerian Olahraga, Yuni mengiyakannya. “Uangnya sih saya simpan di bank aja,” ungkapnya.
Sejak kecil Yuni biasa berlatih angkat besi di tempat latihannya di Kecamatan Pameungpeuk, yang tak jauh dari rumahnya di Kp Bojongpulus RT 04/RW02, Desa Banjaran Wetan,Kec Banjaran, Kab Bandung. “Kalau waktunya Pelatnas saya latihannya di Senayan,” imbuh lifter putri alumni SMA Handayani 2 Banjaran, Kab Bandung itu. Yuni berpesan ke kawula muda agar bisa berprestasi seperti dirinya, dengan berdisiplin dalam berlatih dan fokuskan perhatian ke target yang ingin dicapai.
Saat bertanding di Rio de Jeneiro, Yuni menyatakan persaingannya sangat ketat. Kendati begitu ia jadi atlet pertama yang mempersembahkan medali buat Indonesia di Olimpiade. Turun di kelas 48 kg, Yuni berhasil merebut perak setelah mengangkat total angkatan 192 kg. Angkatan snatch Yuni mencapai 85 kg dan clean and jerk 107 kg.
Yuni kalah di partai final setelah lifter Thailand, Sopia Tanasan mampu mengangkat lebih berat dengan total angkatan 200 kg. Angkatan snatch-nya mencapai 92 kg, sedangkan clean and jerk-nya capai 108 kg.
Ketua PB PABBSI Jabar Maman Suryaman mengaku kagum dengan prestasi Yuni. Dikatakan Maman, ikut olimpiade merupakan pertama kalinya buat Yuni. Namun sudah berhasil meraih medali perak. “Mental Yuni luar biasa. Dengan pengalaman pertamanya ikut olimpiade dia sudah mampu meraih perak,” ujar Maman..
Maman mengaku dengan meraih perak pun pihaknya sudah bersyukur. Bahkan tadinya PB PABBSI tidak menargetkan untuk meraih medali. “Ini di luar target. Jadi, kita bisa andalkan dia misalnya pada olimpiade mendatang dia mampu meraih emas,” kata Maman. Menurutnya prestasi Yuni bisa memacu atlet-atlet lainnya untuk bisa berprestasi di kancah internasional. [iwa]